NAVIGASI

Tuesday 31 January 2012

ANAKKU MASIH SAKIT HARI INI

Selasa pagi ini hujan gerimis seakan menahan langkahku tuk berangkat melaksanakan tugas mulia di sekolah. Fakih masih sakit, badannya panas. Batuknya masih terdengar berat dan kering. Ia tidak sekolah lagi hari ini. Jadi aku berangkat bareng Ii ke sekolah dan bisa lebih pagi.

Di sekolah seperti biasa, datang paling awal. Masih banyak yang harus kuprins pagi ini. Segera kubuka laptop dan mengeprin beberapa program semester untuk guru-guru.

Masuk kelas mengajar matematika, bahasan sekarang sudah sampai pada penjumlahan pecahan, Alhamdulillah walau agak sedikit lambat, siswa banyak juga yang memahami cara penjumlahan pecahan. Namun karena hari ini ada rencana rapat dinas antar guru, kepala sekolah dan penjaga personal SDN Kertajaya 04, maka hanya satu pelajaran siswa sudah dipulangkan.

Rapat dimulai pukul 10.00. Pengarahan dari kepala sekolah mengenai kedisiplinan dan kedinasan. Pukul 11.45 rapat berakhir. Kita makan bersama, enak juga menu hari ini. Nasih pulen, ayam bakar, sambal dan lalapan. Nikmat sekali rasanya.

Selesai rapat semua pulang. Aku harus segera pulang karena rencananya akan mengantarkan Fakih ke bidan anak untuk memeriksa kesehatannya dan sekalian berobat. Kondisinya sudah lemah sekali. Nafsu makannya pun sudah hilang.

Usai shalat dhuhur aku dan uminya Fakih mengatar Fakih ke Bidan Cahyati di Kabasiran. Setelah pulang dan istirahat pukul 15.00 berangkat cuci motor ke Kabasiran, sambil penasaran cari burung ciblek. Aku kangen pengen punya burung ciblek lagi. Makanya sore ini mampir ke Mang Adang tukang burung di Parungpanjang. Alhamdulillah walau ekornya belum tumbuh rapih, ada satu ekor lagi. Harganya Rp 60.000. Sama sekali tidak bisa ditawar. Akupun membelinya.

Malamnya temani Fakih yang sejak telah minum obat sore tadi Nampak tidur lelap. Wajahnya pucat fasi. Badannya kelihatan semakin kurus, karena ia sama sekali tidak nafsu makan. Hingga malam tidak banyak yang kulakukan. Bahkan istirahat pun aku lakukan lebih awal.

Monday 30 January 2012

KE PASAR BURUNG CURUG

Hari Minggu, agak nekat memang, pagi ini setelah diguyur hujan sejak pukul empat subuh tadi, aku bersikeras pergi ke Pasar Burung Curug. Aku mau cari burung ciblek (Mininin). Duh ternyata lokasinya yang tadinya di sepanjang jalan gang sempit, sekarang pindah ke dalam lapangan bola. Becek sekali, sandal sampai sussah diangkat dari tanah becek yang lengket.

Alhamdulillah tak berlama-lama, burung ciblek kudapatkan hanya duapuluh ribuan satunya, kubeli dua ekor yang menurut pengamatanku bagus dan sehat-sehat. Kuharap burung ini akan memuaskan aku. Tak butuh terlalu lama, dua ekor burung ini akan berbunyi.

Di tukang burung Parungpanjang dan Cicangkal ciblek sekarang mahal sekali. Pasarannya diatas seraturlimapuluh riburupiah. Di pasar curug ini masih sangat murah, asal bisa bertahan hidup pasti berhasil, sesuai yang kuharapkan.

Pukul sebelas tigapuluh aku baru sampai rumah. Naik Angkot memang selalu lambat karena lama ngetem nunggu penumpang. Wajar kalau aku datang sesiang ini ke rumah, padahal dari Parungpanjang aku bawa motor sendiri, yang kututup di penitipan motor sisi pasar Parungpanjang.

Hari ini akau banyak pekerjaan, mau prins Program Semester dari kelas 1 sampai kelas 6. Makanya setelah memaksukkan burung ke kandang, aku segera melaksanakan tugas-tugasku.

Duh sebuah musibah, satu ekor ciblek yang baru kubeli tadi, lepas dari kandangnya. Dasar terlalu ceroboh, aku tidak control dulu, ternyata kandang yang lama tidak kupakai itu sudah rusak. Beberapa bagiannya sudah rapuh. Jadi dapat dengan mudah diebol burung.

Ciblekku tinggal satu. Sore ini malah sudah mulai bunyi. Bakalan bagus nih. Syukurlah beli dua sisa satu pun tidak apa-apa.

Sunday 29 January 2012

KKG YANG DIGUYUR HUJAN

Sabtu pagi, Burung ketilang peliharaanku sudah ramai membangunkan seisi rumah, mendahului alrm HP yang kustell pukul 04 pagi. Aku bangun dan mempersipkan diri tuk berangkat mengantarkan Arsa Ke Sekolahannya, pukul 05.00 pagi ini. Anak kelas 9 MTs Al-Makmur akan bertamsya ke Ci Ater Bandung hari ini. Dan Arsa anakku ikut dalam rombongan itu.

Sepulang mengantarkan Arsa, siapkan berangkat KKG, di SDN Kertajaya 06. Seperti biasanya aku harus mempersiapkan materi setiap kali kegiatan KKG, dan hari ini kegiatanna adalah persiapan pembagian tugas penyusunan kisi-kisi UTS semester genap.

KKG berjalan lancar. Pukul 11.55 acara ditutup. Hujan deras menahan langkah para guru peserta KKG untuk tidak segera pulang. Aku bersama Pak Indra guru dari SDN Kertajaya 03, harus ke SDN Kertajaya 02. Mau copy program semester 2. Entah kenapa program semester 2 di laptopku lenyap. Kehapus atau dilahap virus..? Entah lah. Dan karena itulah aku musti ke SDN Kerajaya 02 untuk cupy program semster ke Pak Herry.

Tiga motor meluncur di jalan yang kuyup disiram air hujan. Bahkan beberapa bagiannya banyak yang menggenang, terutama jalan-jalan yang berlubang, karena aspalnya gompal.

Di perjalanan hujan deras turun lagi, kami bertiga mampir berteduh di depan ruah warga. Lumayan sekitar duapuluh menitan berteduh akhirnya hujan reda juga. Proses copy program semester pun lancar.

Sampai rumah makan siang. Istirahat dan mengejarkan beberapa pekerjaan rutin.

Pukul 21.00 aku berangkat jemput Arsa ke MTs Almakmur. Sambil nunggu kupesan pempek palembang, alhamdulillah makanan kesukaanku itu kulahap habis. Satu porsi hanya enam ribu saja. Standar untuk jajanan pengganjal perut.

Pukul 23.00 modil rombongan bus dari Ci Ater baru datang. Arsa naik di bus nomor 4. Datang ke dua, setelah nomor 3.Arsa tahu aku nunggu dimana sebab sebelumnya sudah berkomunukasi lewat sms. Arsa bawa oleh-oleh nanas dan makanan khas lainnya. Sayang pesananku tape Bandung lupa ia beli.

Film "HERO" dengan bintang Jet Lie, masih ada. Film yang sejak dua hari ini aku tunggu. Tapi mengecewakan. Filmnya bikin ngantuk. Terlalu klasik. Bikin langkahku semakin pasti untuk segera ke kamar dan menunutup hari ini dengan tidur nyenyak.

Friday 27 January 2012

Hari ini aku tidak antar Fakih ke TK, motorku pecah ban yang belakang. Arsa yang antar sekalian lewat berangkat ke MTs Almakmur. Anak laki-laki dari istriku yang pertama itu sekarang sudah kelas III di MTs Al-Makmur.

Berangkat kesekolah sambil naik motor yang bannya kempes. Terus mampir di tambal ban punyanya Hera, dekat sekolahanku. Dari bengekel aku jalan kaki sedikit. Kunci motor kutinggal di bengkel supaya kalau sudah selesai nambal bannya, motor di antar ke sekolah oleh Hera.

Tidak lama, motor sudah doiantar ke sekolah. Ternyata harus ganti ban dalam, cuma 10.000 rupiah saja karena ban penggantinya bukan ban baru.

Pukul delapan, berangkat ke lapangan bola Kp. Gugunung. Hari ini ada latihan sepak bola dengan anak kelas VI. Aku ikut main, itu-itu mancing keringat sambil gerak badan.

Aku memasukkan empat gol. Peluang kuciptakan banyak baik untuk aku masukkan, maupun memberi operan cantik pada teman-teman satu timku.
Tidak jelas posisi skor berapa, yang pasti timku menang. Lumayan keringatan juga lah.

Sampai sekolah aku bantu andiministrasi rekan-rekan guru honorer yang mau mengajukan tunjangan fungsional. Bahkan printerku bawa pulang supaya bisa menyelesaikannya di rumah.

Kujemput Fakih ke teka. Pulang sampai rumah sudah pukul 11.45. Aku tidak shalat jumat hari ini. Entah kenapa yah, aku malas shalat jumat di mesjid Tarogong. Rasanya jengah.

Sore sampai malamnya aku menyelesaikan sisa pekerjaan membuat surat-surat untuk guru honorer mengajukan tunjangan fungsional.

Thursday 26 January 2012

Kamis ini tak banyak kegiatan yang aku lakukan. Hanya rutinitas biasa saja, antar Fakih ke TK, terus ke sekolah. Yang beda hanya satu kegiatan, hari ini ada pemotoan kls VI untuk ijazah. Biasa yang datang Mas Ripan, tukang poto langganan.

Pulang dari sekolah jemput Fakih. Sampai rumah cuma sempet shalat dhuhur, langsung berangkat ke kantor POS GIRO Parungpanjang. Dah telat bayar listrik. Di depan Kantor Pos motorku jatuh, untung pelan jadi tidak ada yang rusak dan aku juga tidak ada yang luka. Permasalahannya cuma kurang keseimbangan saja.

Sampai rumah makan siang. Aku baru sadar, dari pagi aku belum makan nasi. Pagi tadi cuma sarapan pisang goreng dang air putih. Selesai makan istirahat sebentar. Terus tidur siang.

Bangun pukul 15.25. Langsung nonton Bola di ANTV. Gersik lawan Lamongan. Seru juga, skor 1.1.

Sore hingga malam lebih banyak istirahat. Bahkan untuk buka laptot saja malas, makanya catatan harian ini baru bisa aku poskan pagi Jumat ini.

Wednesday 25 January 2012

Anaku Fakih agak telat bangun pagi ini. Jadi serba telat semuanya, sarapan telat, berangkat antar Fakih ke sekolah juga telat. Untungnya disiplin di sekolah tempat tugasku masih belum maksimal, walau aku agak telat tetap saja kedatanganku ke sekolah masih nomor wahid.
Hari ini aku mengumpulkan siswa kelas V untuk persiapan porseni. Pak Amin yang guru kelas V agak telat datang, jadi aku kebingungan memilih siswa-siswa potensial dari kelas V.
Jelang aku masuk kelas Pak Amin datang, kutugaskan Pak Amin untuk memilih siswa-siswa potensial sesuai dengan bidang-bidang yang dikuasai oleh siswa. Alhamdulillah terkumpul beberapa siswa yang konon katanya masuk 10 bersar saat naik ke kls V.
Selepas member materi pelajaran matematika tentang Merubah pecahan biasa menjadi persen. Hujan turun deras disertai angin kencang. Ruangan kelasku dan kelas VI.B bocor. Gentingnya banyak yang patah. Anak-anak keganggu belajarnya. Semua kusuruh ke luar kelas, takut terjadi sesuau yang tidak diinginkan karena angin semakin kencang.
Pak Amin bersama Adi penjaga sekolah yang baru, memperbaiki genteng yang rusak. Semoga tidak bocor lagi saat hujan nanti.
Bu Naimah membawa Mie instan lengkap dengan suas sambal Indofood, telur dan cesim. Kompor gasnya tidak bisa dipakai, sudah rusak nampaknya. Bu Novi membawa mie instan ke rumahnya. Mie itu dimasak di rumah Bu Novi. Lejat juga saat hujan deras, menyantap Mie instan rebus pakai telur dan saus sambal. Sebenarnya mie bukan makanan paporitku. Bahkan aku sering merasa bermasalah di lambung setiap habis menyantap Mie instan, tapi semoga hari ini aman-aman saja.
Pulang dari sekolah pukul 11.35, langsung meluncur ke TK Alfhat jemput Fakih. Fakih sudah menunggu, aku pun pulang. Kenari burung kesayangnku kuyup, tadi istriku ngaji jadi saat hujan deras turun burung kenari kehujanan. Bahkan ketilangku juga masih kelihatan basah. Sebentar kuganti makanannya. Dan kembali kugantung di tempatnya.
Sore ini seperti biasa hiburannya nonon Bola ISL. Selebihnya aku istirahat. Dan menulis catatan harian ini tentunya.

Tuesday 24 January 2012

Paling males kalau sudah dapat tugas harus ke kantor UPT. Kurikulum XVIII Kecamatan Rumpin. Jalannya ancur. Sebagian becek karena kena tetesan air truk pembawa pasir, sebagian lagi berdebu bubuk pasir halus. Kalau bukan karena dapat tugas dari kepala sekolah yang tadi telepon masih ada di Bandung, rasanya aku tidak mau pergi. Dan tugas membuat Daftar Personal Guru dan Siswa belum selesai aku garap. Pagi ini hanya membuat NUPTK saja.

Untungnya sekalian jalan aku ada keperluan lain, bertemu Pak Toni bagian kepegawaian untuk memberikan surat keterangan yang kemarin dapat dari kampus STKIP Kususma Negara untuk melengkapi persyaratan usulan naik golongan ke IIIA. Sekalian ada tugas mengantarkan daftar isisan identitas sekolah masalah usulan rehab bangunan dan kekurangan guru.

Pukul 11.30. aku sampai di kantor UPTK, ramai sekali kepala sekolah sedang rapat menyusun rencana persiapan lomba PORSENI. Aku langsung masuk ke ruangan Pak Toni, data kuserahkan, tinggal nunggu Bu Susi katanya. Saat keluar ruangan Pak Herman Kepala Sekolah SDN Cidokom, memanggil. Ia mengatakan bahwa saya mendapat tugas menjadi penanggung jawab lomba menggambar tingkat kecamatan sampai Kopel ke Kabupaten Bogor. Duh kerjaan baru lagi. Tapi syukur Alhamdulillah, berarti para kepala sekolah masih memperhitungkan kemampuanku dalam melatih seni rupa terutama menggambar.

Pukul 12.30, setelah melengkapi kekuarangan data analisis kerusakan gedung, aku pulang. Jalanan makin berdebu, cuaca panas, perut keroncongan. Di Cicangkal makan di Warteg dekat Alfa Cicangkal. Ramai sekali orang sedang makan siang. Aku ketemua Pak Ii Samsyuri guru Leuwiranji 03 yang sedang makan siang.

Selesai makan, terus meluncur pulang ke rumah. Kepala rasanya pening sehabis perjalanan dicuaca panas. Aku menyusuh anakku Arsa untuk mengambil buah rambutan di pohon kebun sebelah bawah barat rumahku. Enak juga makan rambutan aceh parakan saat kepala penat begini. Walau pun kondisi buahnya belum masak benar, tapi cukup manjur mengusir penat di kepala.

Sore ini aku berebutan nonton TV dengan Fakih. Aku mau nonton bola PERSIB lawan PSPS, tapi Fakih mau nonton kartun. Aku cumin nonton babak pertama, sedangkan babak kedua cukup nonton di HP, tapi tiba-tiba batunya ngedrop. Pertandingan sedang seru-serunya, skor 2 – 1 kemenangan Bandung. 10 menit jelang usia, aku merayu Fakih untuk nonton bola sebentar. Alhamdulillah dia mengijinkan. Sampai selesai juga akhirnya nonton.

Pukul 17.00 aku meluncur ke Alfa Cicangkal menjemput Ii yang pulang dari Darmaga Kampus IPB. Sampai di Cicangkal aku melihat Pak Ujang mantan Sekdes Mekarsari. Dia pernah jadi orang yang sangat membenci aku saat pemilihan kepala desa beberapa tahun lalu. Dia saksi Haji Haerudin yang sangat disalahkan oleh keluarga dan pendukung Haji Haerudin karena ketidak tegasannya mengakibatkan kekalahan yang fatal. Duh suatu kejadian yang semoga tidak terulang dalam hidupku. Karena sangat melelahkan, menegangkan, menakutkan, mencekam, dan bahkan membuat aku terpaksa harus pergi meninggalkan rumah selama Sembilan bulan dan pindah mengajar ke SDN Sampay Desa Rabak Rumpin, padahal istriku masik punya anak bayi. Yah.. Fakih masih bayi saat ini.

Adzan Magrih berkumandang dari masjid. Ii baru sampai, katanya ia dioper pindah mobil angkot karena mobil yang ia tumpangi tidak sampai Cicangkal Cuma sampai Perum Griya Suradita. Itu lah nakalnya supir angkot di kampungku, seenaknya saja mengoper penumpang ditengah jalan. Tidak punya tanggung jawab. Padahal waktu awal naik ia terkadang memaksa kita untuk naik ke mobilnya.

Sampai rumah masih ditunggu Fakih dan istriku untuk shalat berjamaah. Selesai bombing Fakih baca Iqra dan memperlancar baca buku paket dari TK, aku buka internet dan berhasil posting buku harian ini, serta catatan harian Minggu, serta Senin. Bahkan, sempat buat humor ringan tema pendidikan hari ini.

HUMOR TEMA PENDIDIKAN 1

Bicara soal pendidikan maka akan bicara soal sekolah. Mengapa sekolah di Indonesia susah untuk maju. Ternyata jawabannya sederhana. Karena lahannya sudah habis kena gusur untuk pelebaran jalan.

Indonesia sejak tahun 2008 sampai sekarang masih mencanangkan program wajib belajar sembilan tahun, entah gara-gara program itu atau bukan, dikampung saya sekarang rata-rata siswa hanya mau sekolah sampai berumur Sembilan tahun. Ia lalu berhenti sekolah dan membantu orang tuanya dagang kakung, bayam, cesim di pasar.

Padahal pengertian dari wajib belajar Sembilan tahun artinya rata-rata warga masyarakat Indonesia minimal pengenyam pendidikan di sekolah selama Sembilan tahun. Seperti si Kodir contohnya, Alhamdulillah ia malah sudah sekolah selama sepuluh tahun di SD karena beberapa kali tidak naik kelas.

Untuk mendukung program wajib belajar Sembilan tahun, kemudian pemerintah memberikan dana BOS, Bantuan Operasional Sekolah. Namanya juga Bantuan, cukup tidak cukup harus diterima. Dan namanya juga BOS, sering telat datangnya mohon dimaklum. Kalau tidak telat bukan BOS namnya, tapi bawahan.

Pendidikan merupakan suatu indicator penting dalam proses kemajuan suatu bangsa. Jika pendidikan di sebuah Negara berhasil maka Negara tersebut akan dengan mudah mencapai keberhasilan di bidang pembangunan. Artinya Jika pendidikan berhasil maka pembangunan juga akan berhasil, jika tidak berhasil bangun minum saja jamu, atau beli obat kuat.

Kemajuan pendidikan sangat tergantung kepada kinerja profesi guru di sekolah. Guru adalah orang yang seharusnya bisa digugu dan tiru. Digugu dalam ucapannya yang baik dan ditiru dalam prilkunya yang baik. Sebab pribahasa mengatakan Guru kecing berdiri, murid kecing berlari. Guru kencing berlari cepat-cepat bawa ke rumah sakit jiwa. Atau mungkin dikejar anjing karena kecingnya semabarang di tembok rumah yang ada anjing penjaganya.

Profesi guru sangat berbeda dengan profesi lain. Misalnya guru berbeda dengan dokter. Kalau dokter sering pusing membuat resep obat untuk menyembuhkan penyakit, kalau guru sering pusing karena tidak mampu menebus obat ketika sakit. Guru berbeda dengan ABRI, kalau ABRI berlatih perang melwan musuh, kalau guru berlatih perang melawan kemisikanan.

Mari kita do’akan semoga pendidikan di Indonesia akan semakin baik lagi. Gurunya semakin sejahtera, muridnya menjadi berguna bagi bangsa dan Negara. Dan semoga saja Negara mau menggratiskan semua tingkat pendidikan di Indonesia. Asal jangan gratisnyanya Cuma niru iklan pulsa, walau iklannya gratis 24 jam, tapi tetap saja pulsanya akan habis dan isi ulang tidak gratis. Walau sepanduk terpambang lebar bahwa sekolah gratis di dinding depan gerbang sekolah, tetap saja harus bayar uang pagar, LKS, seragam, uang bangku dan lain-lain.

Senin pagi aku meluncur lagi ke sekolah untuk melanjutkan sisa pekerjaan. Ini hari raya Imlek. Pukul sebelas pekerjaan belum selesai, aku pergi ke pasar maksudnya mau cari burung Kacer, tapi tukang burung yang biasa mangkal di pasar tidak ada hari ini. Aku mampir ke Mang Adang, ada kacer belum ngepur, harganya masih 180 ribuan. Aku tawar 150 ribu tidak dikasih. Aku mampir di tukang burung sebelahnya, yang ada cuman ketilang, prenjak sama burung cricit (kaca mata). Ah aku cuma cari kacer, yang lain tidak mau.

Sampai rumah pukul 12.00, aku makan siang bareng anak dan istriku. Waw nafsu sekali makanku siang ini, padahal hanya dengan pepes tahu campur jamur, pepes oncom, sambal dan lalap rebus labu siam. Ya Allah, aku sampai nambah makannya.

Pukul 13.00 antar Ii (anakku yang kuliah di IPB) sampai prumpung Gunung Sindur. Ada yang harus ia tanda tangan TU di kapus untuk persyaratan magang kerja di PUSPITEK Serpong besok Rabu. Pulangnya sedikit kehujanan. Lucu deh… dah rapih pakai jas hujan, ternyata hujannya Cuma sedikit. Bahkan sepanjang kurang lebih 4 kilometer malah panas. Mau dibuka tanggung, akhirnya pakai jas hujan dalam keadaan cuaca panas. Tahu ah apa kata orang..?

Aku tidak langsung ke rumah sekembalinya mengantarkan Ii ke Perumpung. Aku kembali ke sekolah untuk melanjutkan pekerjaan. Pukul 15.00 kulihat di ANTV lewat HP ada pertandingan Sepak Bola ISL Pelita Jaya lawan Persija. Persija sudah unggul 1 nol pada menit ke lima. Aku akhiri pekerjaan yang belum selesai, langsung pulang. Sampai rumah melanjutkan nonton sepak bola. Persija unggul 2 nol sampai akhir pertandingan.

Magrib pun tiba, shalat berjamaah dengan istri dan anakku Fakih. Seperti biasa ajari Fakih baca Iqra dan melancarkan membaca buku pelajaran membaca yang ia dapat dari sekolah TK. Selesai rutinitasku hari ini, ditutup dengan istirahat.

Dah selesai, kutulis dua catatan harianku. Catatan harian hari Minggu dan Senin. Tapi modemku sedang dibawa Ii ke tempat kost. Dia mau uji coba KRS semester 6 katanya.
Minggu pukul 07.30 WIB aku berangkat ke sekolah. Ada pekerjaan menyelesaikan Daftar Keadaan Personal Guru dan Siswa. Aku mengerjakannya sendiri, sedangkan Adi penjaga sekolah yang baru itu, menyelesaikan men-cat dinding kantor dan besi bahan teralis jendela kantor.

Sulit juga ternyata mengerjakannya, beberapa kali harus mengukur ruang kolom yang harus diprins dan ditempel di triplek hingga membentuk table. Sampai pukul 11.30 pekerjaan kuhentikan sementara. Aku pulang dulu untuk makan siang, shalat dan istirahat di rumah.

Pukul 14.00 aku kebali ke sekolah. Sempet tidur tadi sekitar 40 menitan di rumah. Kepala terasa sedikit pening. Tapi pekerjaan harus aku lanjutkan.

Tak terasa sore datang begitu cepat. Pukul 17.15, aku pulang. Pekerjaan belum selesai juga. Rencanya karena besok libur imlek, aku akan lanjutkan.

Makan sore, shalat maghrib dan mengajari anakku Fakih membaca iqra dan melancarkan membaca. Selesai temani Fakih belajar, nonton Bola ISL di ANTV. Duh lapangan Lamongan begitu ancur, becek, berlumpur, kasihan para pemaiannya PSPS dan PERSELA yang harus mandi lumpur dan tidak mengbangkan permainannya. Permainannya jadi tidak menarik.

Saturday 21 January 2012

Sabtu pagi aku antar istri ke pasar Parungpanjang. Persediaan beras sudah habis di rumah. Alahamdulillah kemarin sebelum berangkat ke Kampus, aku dapat rizki dari bendahara sekolah jadi bisa membeli beras walau bagi pegawai negeri seperti aku sudah masuk dalam masa-masa kritis, tanggal tua yang selalu membuat kantong kering, domper lepet, dan terkadang terpaksa harus larak-lirik cari pinjaman.
Pulang dari pasar langsung ke sekolah, mobil sewaan yang sudah aku pesan kemarin sudah diparkir di halaman sekolah. Hari ini anak kelas III akan bertanding bola dengan kelas III dari SDN Kertajaya 05. Walau bukan murid asuhanku, tapi soal bola mereka selalu ingin aku yang membimbing. Ini kali pertama siswa kelas III tanding bola. Biasanya kelas VI yang kuajak untuk bertanding.
Selsai semua persiapan, mobil berangkat membawa siswa kelas III yang akan bertading bola. Duabelas siswa kelas empat juga ikut untuk jadi sporter. Sampai jalan aku teringat sesuatu yang kurasa pasti aku lupa. Ya aku tidak bawa kaos seragam olah raga untuk pemain bola. Segera kuputar arah kembali ke sekolah. Kulihat kaos masih terbungkus rapih di pelastik merah, langsung saja aku ambil dan dibawa meluncur mengejar mobil rombongan, menggunakan motor.
Sampai lapangan safari Cikandang Desa Mekarsari, siswa SDN Kertajaya 05 sudah ada menunggu. Saat bungkusan kaos dibuka, subhanallah… aku salah bawa. Yang kubawa semuanya hanya celana olah raga, tidak satu pun kaos di bungkusan itu. Akhir sia-sia saja celana itu tidak terpakai, dan para pemain bola hanya bisa menggunakan kaos bawaannya yang sungguh sangat tidak seragam. Seru juga melihat anak-anak kecil tanding bola. Bakat mereka sudah terlihat. Walau menggunakan lapangan orang dewasa, tapi semangat dan fisiknya kuat juga. Hasil akhir babak pertama yang berjalan 25 menit, hasil masih kosong-kosong.
Setelah turun main, tim sekolahku kebobolan satu. Dengan semangat yang tinggi, hanya dalam waktu lima menit mereka berhasil membalas kekalahan. Sampai akhir pertandingan keududukan tetap satu-satu.
Sampai di sekolah, semua guru laki-laki dan kepala sekolah sedang sibuk men-cat dinding kantor. Ibu-ibu gurunya mempersiapkan masak untuk makan siang. Pesta besar nasi liwet hari ini. Aku kebagian tugas membuat ikan mas bakar. Dua kilo ikan mas bakar berhasil aku panggang dengan aroma yang menggoda.
Sambil menunggu matang nasi liwet, aku ke luar ke tempat pedagang durian yang ada tepat di halaman sekolah. Pak Rabani, Adi dan Pak Haris sedang men-cat dinding kelas. Tawar menwar harga akhirnya aku beli satu yang ukuran besar Rp 30.000. Kami pun menyantap durian di ruang kantor yang masih berantakan. Terpancing juga akhirnya bendahara sekolah, karena merasa durian yang kubeli itu bagus dan masih kurang, akhirnya sekolah membeli empat buah lagi, yang besar tiga dan yang kecil satu seharga Rp 100.000.
Pesta durian pun berlanjut. Nasi liwet menyusul matang juga, terus berlanjut ke meja makan beralas daun pisang. Kami semua makan bersama tanpa piring. Nasi liwet, bakar ikan mas, ikan asin, flus sambel dan lalapan, sungguh nikmat disantap tepat saat makan siang.
Pak Arih, kepala sekolah yang baru dua minggu di gantikan pak Sobirin di sekolahku, datang. Sayang santap makan bersamanya barus saja selesai. Pak Arih jadi makan sendiri, karena memang sudah dipisahkan oleh Bu Ela. Selesai makan Pak Arih juga diberi hidangan durian yang tadi masih disisakan satu buah. Waw…. Melihat kondisi buah durian yang menggoda itu akhirnya aku ikut makan lagi.
Aku pamit pulang karena ada janji mengantarkan anakku (Irfan Nurhamidah) ke pesantren di Rumpin. Pesantren ini tempatnya modondok saat masih sekolah di SMAN 01 Rumpin, sebelum kini dia kuliah di UIN Jakarta. Di sela liburan ini, anakku Irfan memang sudah merencanakan menginap satu atau dua malam di pesantren, seblum kembali ke tempat pesatren yang baru di Gang Bacang Kampung Utan, Ciputat.
Sebenarnya ia masih libur, tapi ada khursus Bahasa Arab gratis katanya di pesantrennya yang sekarang selama dua minggu. Lumayan nambah ilmu selama libur. Anakku yang ini memang beda, ia sangat tertarik mempelajari agama islam. Itulah sebabnya kemudian ia kulian di UIN sebagai calon guru Agama Islam.
Pulang dari Rumpin, di perjalanan turun hujan deras. Untung aku bawa jas hujan, setelah mampir di bengkel kosong tidak terpakai untuk memakai jas hujan, aku kembali meneruskan perjalanan menembus derasnya hujan. Di tempat poto copy depan mesjid Cicangkal aku mampir karena ada yang harus aku poto copy dan jilid.
Hujan pun reda, aku pulang tanpa jas hujan lagi.Jalanan tergenang air. Bahkan ada yang sampai seperti empang dalam dan panjang. Syukurlah pukul limaan sudah sampai di rumah lagi.
Idealnya catatan harian ini aku tulis hari Jumat atau sabtu kemarin, tapi kesibukanku membuat aku tak sempat menuliskannya. Hari Jum’at ini aku ada janji dengan Bu Susi pergi ke Kampus STKIP Kusuma Negara Cijantung Jakarta Timur. Mendadak kemarin sore Pak Toni bagian kepegawaian UPT. Kurikulum XVIII Kecamatan Rumpin meminta aku dan Bu Susi harus melengkapi persyaratan untuk naik golongan ke III A yang katanya harus segera dilengkapi, paling lambat hari Selasa 24 Januarai 2012 ini. Soalnya Senin kan hari libur nasional Imlek.

Pagi-pagi aku ke sekolah dulu untuk melaksanakan tugas mengajar, hari ini guru agama (Pak Nanda Iswara) tidak bisa masuk katanya. Ia memberi kabar lewat SMS, saudaranya meninggal dunia subuh tadi. Dua orang rekan guru di sekolahku melawat ke sana, aku tidak biasa meninggalkan sekolah, banyak pekerjaan persiapan akreditasi yang harus aku selesaikan dulu, sebelum jam Sembilan nanti aku izin pergi ke Kampus.

Pukul delapan tigapuluh menit kepala sekolah dating, seperti biasa, banyak yang dibicarakan dan dilaporkan hasil informasi kedinasannya. Terakhir beliau memanggil aku ke ruangannya, merencanakan diadakan pembicaraan khusus antara kepala sekolah dengan semua guru negeri hari ini. Duh sementara aku sendiri sudah janji jam Sembilan sudah harus berangkat ke statsiun kereta api Serpong. Aku janji bertemu bu Susi di sana.

Pukul Sembilan kepala sekolah dan tiga orang guru negeri termasuk aku, mengadakan rapat kecil di ruang musholah sekolah yang hasil alih fungsi dari perumahan penjaga sekolah menjadi tempat ibadah siswa. Banyak informasi yang disampaikan kepala sekolah, diantaranya ada rencana persiapan lomba siswa yang harus dilaksanakan seleksi di Gugus. Terus permohonan maaf karena pada triwulan satu ini, tepatnya di bulan pertama kepala sekolah baru, belum bias menaikan honor untuk guru sukwan, dan informasi tentang uang BOS yang sudah cair kemarin.

Dalam rapat kecil itu juga aku memohon izin secara lisan kepada kepala sekolah untuk pergi ke Kampus. Alhamdulillah kepala sekolah mengijinkan. Pukul Sembilan emparpuluh lima menit aku baru bisa meninggalkan tugas di sekolah, izin pergi ke statsiun kereta api Serpong untuk kemudian naik kereta ke Pondok Ranji, sebelum melanjutkan naik angkot ke ciputat dan lanjut ke Pasar Rebo. Dari pasar Rebo baru naik angkot ke Kampus.

Bersama Bu Susi aku berangkat berdua. Bu Susi adalah teman kuliah aku satu angkatan. Lulus tahun 2008, dan kini sudah sama-sama diangkat jadi pegawai negeri. Bedanya aku lulus tes seleksi PNS 2005, sedangkan bu Susi diangkat Otomatis oleh pemerintah tahun 2008, karena ia termasuk salah seorang guru bantu. Tahun 2008 itu memang banyak sekali guru bantu (GBS) yang diangkat langsung oleh pemerintah menjadi pegawai negeri. Dan Bu Susi adalah salah satunya.

Lama tidak ke Kampus tercinta STKIP Kusuma Negara, ternyata perubahannya sangat pesat sekali. Ruang TU dan administrasi yang tadinya di lantai dua, sekarang sudah pindah semuanya di lantai dasar. Ruang ini waktu terakhir aku kuliah, bahkan menjelang wisuda, masih berantakan dan bahkan dipakai untuk para pedagang kuliner menjual dagangannya. Sekarang sudah jadi ruang-ruang kerja yang mengurusi keuangan, legalisir dan administrasi surat-menyurat.

Aku tidak shalat jum’at hari ini, karena sampai di kampus orang-orang baru saja selesai shalat. Itupula yang kemudian aku harus menunggu ruangan TU dibuka, karena masih masuk waktu istirahat. Menunggu di depan ruang Kasir cukup lama, akhirnya kami ke loket adiministrasi untuk meminta surat keterangan kuliah seperti yang diminta Pak Toni kemarin. Alhamdulillah loket sudah buka. Sambil menunggu kami bagi tugas. Bu Susi tetap di loket pembuatan surat keterangan, sedangkan aku kemabali ke loket tempat menyerahkan copy ijazah untuk legalisir.

Surat keterangan hari ini dapat selesai, sementara legalisir ijazah baru bisa diambil setelah tiga hari dari hari ini. Berarti sekitar hari Minggu lusa.

Setelah makan siang dengan nasi soto ayam, aku dan bu Susi shalat dhuhur di Mesjid kampus. Waktu sudah pukul dua sore. Tidak banyak perubahan di sekitar mesjid Jenderal Sudirman ini dari sejak aku kuliah dulu. Banyak siswa yayasan Jenderal Sudirman yang sedang berlatih Yudo, dan basket di pelataran mesjid. Dan aku shalat di dalam.

Setelah selesai kami meninggalkan pelataran kampus. Di jalan depan gerbang halte kampus ada seorang ibu-ibu mahasiswa STKIP Kusuma Negara Jurusan Bahasa Inggris yang sedang persiapan sidang skripsi. Tadi dia juga ketemu kami sih di di depan ruang TU. Karena belum faham rute pulang ke Kebayoran akhirnya ia ikut bareng dengan kami, dan akan turun di terminal Lebak Bulus. Banyak hal yang ia tanyakan mengenai skripsi dan sidang. Aku dan Bu Susi melayani dengan jawaban-jawaban sesuai dengan pertanyaanya. Duh jadi ingat situasi jelang sidang skripsi dulu. Tegangnya jadi terasa lagi.

Pukul lima tiga puluh sore aku baru sampai ke rumah. Aku dan Bu Susi berpisah di tempat penitipan motor di sekitar Statsiun Serpong. Jalur yang kami tempuh untuk pulang berbeda arah, Bu Susi nampaknya mau lewat Muncul. Sedangkan aku lewat Cisauk. Alhamdulillah semua lancar, hanya sedikit lama menunggu kereta di Pondok Ranji. Hampir satu jam kami di situ.

Sunday 15 January 2012

PUISI TENTANG AKU

AKU BUKAN ILALANG
(RudiS.Pd)

AKU BUKAN ILALANG

Merumpun aku diantara kalian
Coba tunjukan identitas yang aku punya
Tumbuh bersama kalian di padang kehidupan
Meski mungkin tak sehebat kalian
Daunku tak memberi guna bagi siapa-siapa
Tapi aku bukan ilalang
Yang menjadi gulma di kebun-kebun palawija
Menghalangi rumput meraih mentari
Membuat petani kesal atas rimbun daunku yang tinggi
Tapi tetap aku bukan ilalang

Aku ingin menjadi jamu segala penyakit pertiwiku
Bersama umbi-umbian yang bisa memberi karbohidrat
Yang dapat tumbuh dikebun petani sebagai harapan
Meski tak banyak yang aku punya
Tapi tetap aku bukan ilalang
Bukan rumput liar yang dimusnahkan dengan percikan api
Dihalau dengan bajak dan cangkul petani
Meski aku sadar, aku tak sehebat kalian
Tak mamu memberikan asa di saat balada menjadi duka.

WANITA DI MATA LAKI-LAKI (HUMOR RINGAN ALA RUDI)

RUDI,S.Pd

Maaf kalau saat ini aku bicara soal wanita. Soalnya, bagi laki-laki normal mahluk paling menarik untuk diperbincangkan adalah wanita. Keculai bagi laki-laki yang tidak normal, misalnya lelaki jadi-jadian, atau laki-laki setengah perempuan.

Wanita artinya Wajahnya Nikmat dipandang maTa. Karena kenikmatannya, maka kecantikan wanita sering dijadikan sumber pencuci mata kaum laki-laki. Hal itu mengidentifikasikan bahwa mata laki-laki termasuk benda yang cukup kotor, sehingga harus dicuci.

Wanita adalah mahluk berkepribadian halus, tapi bukan termasuk mahluk halus, sebab kehalusan wanita hanya untuk dielus-elus. Itu pun bagi seorang laki-laki yang dicintainya dengan tulus. Sebab kalau sembarangan elus, bisa ditinju sampai mampus.

Wanita adalah mahluk lembut, tapi bukan termasuk golongan leuleumbut. Ia senang dirayu dengan rayuan gombal. Ia lebih suka disebuat berwajah cantik bagai bunga melati. Ketimbang dinilai jujur oleh pasangannya. Padahal tidak ada satu pun wajah wanita yang bentuknya seperti bunga melati yang mekar berkelompak. Atau monyong saat kuncup.

Wanita lebih suka dengan lelaki pembohong dibanding dengan lelaki jujur. Wanita lebih suka dinilai sebaliknya dibanding dengan kenyataannya. “kau cantik” padahal jelek. “Kau manis” padahal asem atau pait. “Kau ayu” padahal mirip yuyu (kepiting). “Kau anggun” padahal tomboy mirip koboy. “Kau harum” adahal baunya minta ampun.

Wanita senang dipuji “duh ternyata kamu pintar yah” walau pun kenyataannya ketika diajak biacara banyak tidak nyambungnya. “Penampilanmu sungguh anggun pagi ini…” padahal kenyataannya ia berpenampilan seperti badut. Ia senang dipuja oleh pasangannya. Dan paling benci kalau pasangannya berkata jujur. Dia akan marah jika dikoreksi karena memakai lipstick terlalu tebal. Ia akan uring-uringan jika dikoreksi karena bau parfumnya terlalu tajam, sehingga membuat semua orang yang dekat dengannya bersin-bersin.

Wanita memang mahluk aneh. Jika dandan akan berlama-lama didepan kaca, dan mengacak-acak pakaian di lemari untuk memilih model dan warna gaun yang dianggapnya cocok untuk dipakainya. Walau pun hasilnya tetap saja baju yang itu itu saja yang sering dipakainya, karena memang hanya itu baju yang ia punya.

Laki-laki yang pintar sangat suka dengan wanita yang bodoh, sebab gampang dibodoh-bodohi. Laki-laki yang bodoh adalah laki-laki yang tidak menyukai wanita. Dan bagi wanita yang bodoh maka ia kan sering ditipu oleh lelaki. Dan laki-laki yang suka menipu wanita biasanya laki-laki yang tidak suka dengan wanita.

Wanita paling suka dipuji hasil masakkannya. Walaupun kenyataannya ia tidak bisa memasak. Tapi demi pujian itu, wanita akan berusaha mencari resep memasak untuk diperagakannya saat pasangannya akan berkunjung ke rumah. Dengan pertanyaan klasik setiap wanita akan memaksa pasangannya memberi pujian, “bagaimana rasanya mas…? Ini boleh memasak aku sendiri loch.” Anehnya tatapan mata dan senyumannya seperti memaksa pasangannya untuk berkata “enak sekali.” Walau pun sebenarnya sejak mulai tersentuh lidah di sendok pertama, mulut sudah meronta untuk memuntahkannya. “nanti aku bungkus untuk ibumu yah…?” Waw membuat pasangannya kemudian harus berpikir untuk mampir ditempat pembuangan sampah mana untuk menitipkan masakan wanita itu sebelum disantap kucing yang belum juga tentu berselera mekannya.

Wanita mahluk manja, alias maunya selalu jajan. Tapi wanita memang diciptakan Tuhan husus untuk mendapingi laki-laki. Walau terkadang ia juga harus mendapingi anaknya yang bukan laki-laki pergi ke sekolah.