NAVIGASI

Tuesday 27 March 2012

Bensin…Oh…Bensin

Bangun pagi, mandi, gasok gigi, ganti seragam kerja, tinggal pakai sepatu saja, beres deh. Tapi tiba-tiba perut keroncongan, lupa belum sarapan. Mana semalam pulang kemalaman habis dari rumah teman cari bahan mengajar untuk hari ini, jadi tidak sempat makan malam, langsung tidur. Pantas kalau sepagi ini perih melanda sekitar lambung dengan begitu dahsyatnya. Perlahan, keringat dingin mulai mengganggu rasa. Kepala sedikit pening, merespon lapar dari perut.

Buka lemari makan, tinggal ada nasi dingin seperempat sangku mungil, sisa kemarin sore, tanpa lauk apa lagi sayur. Di tempat bumbu cuma ada bawang merah, bawang putih, dan cabai merah yang sudah lecek-lecek dan sedikit peot karena sudah hampir tiga hari tidak belanja. Maklum sudah memasukki masa paceklik, akibat tanggal tua.

Kuambil dompet dari atas meja kerja di kamar tidurku. Kubuka, hanya tinggal satu lembar lima ribuan dan tiga lembar ribuan kumel sisa mengirim untuk belanja istri dan anakku di kampung. Limaribunya harus aku sisihkan untuk bensin, ada jatah tiga ribu untuk beli sarapan. Nunggu Bik Inah tukang uduk yang keliling saban pagi ke kampung. Sampai pukul tujuh tepat, belum juga nampak batang hidungnya.

“Dadang…!! Sudah melihat Bik Inah lewat belum…?” teriakku pada anak tetangga yang juga langganan beli nasi uduk di pedagang keliling yang harganya masih sangat terjangkau itu.

“Belum Om. Katanya bik Inah tidak dagang, hari ini.” Sahut Dadang.

“Emang kenapa, Dang…? Sakit…?” Tanyaku penasaran.

“Tidak bisa belanja.” Jawab ibunya Dadang yang tiba-tiba muncul dari pintu rumahnya, sambil membawa satu baskom pelastik cucian baju yang masih basah. “Harga-harga sembako di pasar pagi ini sudah naik semua, katanya.” Tambah ibunya Dadang lagi.

Waktu semakin siang, perutku sudah tidak bisa diajak kompromi lagi. Segera kulangkahkan kaki ke warung yang letaknya tidak begitu jauh dari rumah. Semoga saja bisa membeli telur ayam negeri, minyak goreng dan kecap sasetan, buat menggoreng nasi. Moga saja uang tiga ribu bisa mencukupi semua itu. Moga saja perut tidak keburu ngamuk karena harus melewati proses panjang meracik resep nasi goreng alakadarnya.

“Ada telur, minyak goreng, dan kecap sasetan, bu.” Tanyaku pada tukang warung.

“Ada pak..! Berapa…?” Katanya sambil mengambil satu persatu barang-barang yang aku sebutkan tadi.

“Satu-satu saja. Berapa duit, bu..?” tanyaku sambil menyiapkan uang ribuan tiga lembar.

“Lima ribu rupiah, pak.” Jawabnya

“Loch…kok..!! mahal sekali bu…!” kataku terkejut.

“Di pasarnya sudah naik semua, pak.” Sahut tukang warung. “Alasannya karena sebentar lagi bensin akan naik.” Tambah si Ibu warung.

“Rencana naiknya kan nanti tanggal 1 April, bu. Sekarang baru tanggal 28 Maret, kok sudah pada naik begini.” Kataku setengah mendumal.

“Tahu tuh. Saya juga tidak faham, pak. Saya kan hanya pedang kecil, hanya bisa mengambil untung sedikit dari harga pembelian di pasar. Kalau harga di pasar naik, ya saya juga ikut naik.” Jelas Ibu warung. “Jadi beli tidak, pak..?” Tanya ibu warung karena melihat aku tidak segera membayar belanjaan itu.

Terpaksa, karena perasaan lapar yang begitu hebat melanda perutku, akhirnya uang untuk beli bensin aku pergunakan membayar bahan-bahan membuat nasi goreng. Tiga ribunya lagi aku simpan di dalam dompet untuk cadangan membeli bensin. Mudah-mudahan saja bensin dalam tangki motorku masih cukup sampai sekolah. Di sekolah nanti rencannya aku akan mencoba pinjam uang pada teman-teman, nanti saat gajihan bisa langsung dipotong.

Nasi goreng pun selesai aku masak. Rasanya lumayan enak untuk orang yang sedang menderita lapar amat sangat. Resep sederhana karena unsur keterpaksaan itu ternyata manjur juga untuk mengganjal perut.

Usai sarapan, kulirik jam dinding. Sudah pukul delapan kurang sepuluh menit. Sebagai seorang guru, seharusnya aku harus sudah sampai di sekolah pukul tujuh lewat limabelas menit. Ini hari terlambat datang ke sekolah yang kesekian kalinya akibat memenuhi desakkan lapar. Terutama pada tanggal-tanggal tua seperti ini.

Semua perlengkapan sudah ada di dalam tas kerja. Kukeluarkan motor tuaku dari dalam rumah bedeng kontrakkan. Sebentar kutambatkan di teras untuk aku pansakan mesinnya. Kututup dan kukunci pintu. Motor kuhidupkan, lima menit kemudian, motor pun melaju meninggalkan rumah kontrakanku. Kurang lebih seratus meter dari rumah, motor tiba-tiba mati. Kubuka tangki bensin, ternyata sudah kering. “Bensin…oh…bensin..”

Friday 16 March 2012

HUMOR TETANG PENDIDIKAN (5)

Bisa panjang juga yah humor tetang pendidikan ini. Tahu-tahu sudah sampai di bagian ke-5 saja. Mudah-mudahan masih bisa lucu dan menghibur semua pembaca setia, yang tak pernah ingkar janji seperti sang merpati. Atau minimal membuat tersenyum di sela-sela rasa khawatir penuh kecemasan menjelang tanggal 1 April 2012 dimana akan terjadi suatu pengumuman resmi tentang keputusan presiden SBY mengenai kenaikan BBM. Kita tunggu saja besama, BBM itu akan naik ke kelas berapa ? Ke kelas II, kelas III atau malah tinggal kelas karena nilai rapotnya merah semua.

Benar atau tidak, ternyata dunia pendidikan sangat erat hubungannya dengan BBM. Karena menurut survey dari lembaga survey yang sangat diragukan legalitas dan objektifitasnya menyimpulkan bahwa pendidikan dan BBM di Indonesia sama-sama selalu membuat pusing segenap rakyat Indonesia.

Menurut tempat terjadinya proses pembelajaran, pedidikan dibedakan atas; pendidikan in formal, pendidikan non formal, pendidikan formal, pendidikan para normal, dan pendidikan para peramal. Dan yang paling berbahaya adalah pendidikan tidak normal. Apa itu pendidikan tidak nomal ? yaitu pendidikan yang tidak jelas sekolahnya tapi ada ijazahnya. Tidak jelas kapan kualiahnya, tapi ada gelar di belakang namnya.

Terus apa bedanya pendidikan In Formal, Non Formal, dan Formal di Negara kita ? Perbedaannya sangat jelas yaitu satu kata di depannya; yaitu In, Non dan tidak pakai kata depan. Kasihkan si formal, dia hanya sendirian, tidak pakai kata depan. Dan persamaannya pun sangat jelas, yaitu ketiga jenis pendidikan itu sama-sama tidak dijamin kualitasnya.

Pendidikan in formal, adalah pendidikan yang dilaksanakan di lingkungan keluarga, sejak bayi sampai ia masuk sekolah. Bahasa yang digunakan adalah bahasa ibu, karena guru yang paling sering mendidiknya adalah ibu. Dalam jejang pendidikan in formal ini adalah sepenuhnya merupakan proses meniru untuk mengenal segala hal yang ada di sekitarnya. Kalau ibunya sholeh maka insyaallah anaknya jadi solehah. Kalau ibunya Mariam anaknya Mariamah. Kalau ibunya Mumun anaknya jadi muntah.

Pendidikan Non Formal, adalah jenis pendidikan yang berlangsung di tengah-tengah masyarakat, yang dikelola oleh anggota masyarakat, seperti kursus-kursus, majlis ta’lim, pesantren tradisional, PAUD dan lain-lainnya. Mudah-mudahan pendidikan Non Fomal tidak ikut dengan makna katanya, karena Non itu artinya tidak dan Formal artinya resmi, jadi pendidikan non formal sama dengan pendidikan yang tidak resmi. Tidak resmi artinya illegal, illegal artinya dilarang, dilarang artinya haram, loch masa pendidikan non formal jadi pendidikan haram. Salah dong yah…?

Pendidikan formal adalah pendidikan berjenjang yang berbentuk lembaga-lembaga pendidikan dari tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/Aliyah, dan Perguruan Tinggi baik suwasta maupun negeri. Pendidikan formal ini lah jenjang pendidikan yang selalu penuh dengan permasalahan, baik dari penyelenggaraannya, pengadaan guru, kesejahteraan guru, sarana dan prasarana, sampai pada masalah sengketa tanah tempat sekolah itu didirikan. Banyak gedung sekolah yang terpaksa harus dibongkar, karena tanahnya digugat sang pemiliknya. Terus muridnya harus kemana…?

Pendidikan formal merupakan jenjang pendidikan yang paling popular di kalangan masyarakat Indonesia. Bagi yang ekonomi keluarganya kelas tinggi, maka akan mencari sekolah yang biayanya tinggi, kualitasnya tinggi, bahkan gedungnya juga tingg-tinggi. Bagi keluarga yang kesejehateraannya menengah, maka ia akan mencari sekolah yang biayanya menengah, kualitasnya menengah, dan gedungnya cuman setengah. Bagi keluarga yang ekonominya rendah, akan masuk ke sekolah yang biayanya rendah, kualitasnya rendah, gedungnya berada di tempat yang rendah, sehingga kalau hujan hanyut entah kemana terbawa arus banjir.

Menurut buku Tatang Sutarma (kata Sule), yang ditulis tanpa sengaja dengan tulis tangan di halaman tigapuluh empat koma lima setengah, wajah pendidikan Indonesia sama dengan wajah selebritis, dipoles setebal mungkin untuk menutupi kekurangan,
yang penting Nampak cantik/indah saat dibidik kamera.

Thursday 15 March 2012

Pilsafat Lilin Untuk Pemimpin Masa Depan

Dalam hidup banyak penomena yang terkdang tanpa kita sadari ternyata mengandung makna mendalam yang tercermin dari sebuah benda. Makna mendalam yang jika dengan cermat, arif  dan seksama kita terjemahkan, bisa saja menjelma menjadi sebuah kandungan makna pilosofi hidup yang dapat dijadikan cermin untuk kehidupan manusia. Baik itu kehidupan secara individu maupun kehidupan sebagai mahluk sosial.

Coba saja sekarang kita cermati bersama-sama mengenai kehadiran sebuah lilin di tengah-tengah kehidupan kita. Benda yang dibuat dengan model, bentuk dan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan dan peruntukkannya itu sungguh sangat khas, unik dan mempunyai kegunaan yang bisa jadi sangat dibutuhkan oleh manusia disaat-saat tertentu.

Menilik pada warnanya, lilin tidak pernah luntur walau terkena air dan sinar matahari. Ia tidak penah merubah warnanya menjadi warna sesuka hatinya atau demi beradaptasi dengan lingkungannya.Jika warnanya putih, kemarin, hari ini, esok dan lusa ia tetap berwarna putih. Beda dengan pemimpin-pemimpin di negara kita. Seperti binatang mimikri, ia selalu berubah-ubah warna demi menyesuaikan diri dengan kualisinya, kepentingan partainya, kepentingan koleganya, dan kepentingan-kepentingan lainnya diluar kepetingan tugas kepemimpinannya itu sendiri. Jika saja pemimpin masa depan negara kita mau sedikit memaknai pilosifi lilin tersebut maka ia akan mempunyai keteguhan pendirian yang kuat, tidak mudah berubah walau berada dalam lingkungan apa pun. Laksana Lilin yang senantiasa fokus dan konsisiten terhadap warna pribadinya atau karakter dirinya sendiri, tidak plinplan dan tidak mudah terpengaruh oleh kondisi-kondisi yang bisa menodai kepemimpinannya.
.
Lilin hadir saat situasi sangat dibutuhkan oleh manusia. Kehadirannya dapat mengubah gelap menjadi terang saat mati lampu atau saat hendak ke tempat gelap tapi alat penerangan lainnya tidak ada. Artinya kehadiran lilin di tengah-tengah lingkungannya selalu dalam situasi yang sangat dibutuhkan. Karena besarnya kebutuhan saat itu maka lilin senantiasa dapat memenuhi kebutuhan yang diharapkan oleh lingkungannya meski tidak mempunyai kesempurnaan, karena hanya Allah sajalah yang memiliki kesempurnaan itu.Jikaualau pemimpin masa depan kita mampu hadir dan dapat memenuhi kenginan dan kebutuhan rakyatnya dalam menyelesaikan  segala permasalahan di tengah-tengah masyarakat, tentunya negara ini akan semakin membaik dan tujuan kesejahteran masayarakat yang adil makmur bukan hanya diperdengarkan saat upacara bendera hari senin di sekolah-sekolah atau upacara-upacara hari besar nasional saja. Namun kenyataannya masih jauh panggang dari pada api.

Meskipun kecil, Lilin berani berkorban demi kepentingan orang banyak. Hanya demi seberkas cahaya, lilin rela tubuhnya meleleh bahkan lebur tak berbetuk dengan tanpa menuntut balas jasa pada siapapun. Ia ikhlas berkorban demi menerangi lingkungan sekitarnya tanpa membeda-bedakan usia, status ekomomi dan budaya, juga agama, selama dibutuhkan maka ia akan membantunya dengan tanpa pambrih sedikit pun. Pilsafat ini yang paling penting untuk dimiliki sang pemipin masa depan. Bukan pemimpin yang hanya terbar pesona seolah-olah perduli pada kepentingan masyarakat bawah, namun hanya demi pencitraan saja agar mendapatkan simpati dari masyarakat.

Sang Lilin, kehadirannya dapat mengubah gelap menjadi terang, walau tidak seterang bolam listrik, namun lingkungan sekitarnya sangat merasa tertolong dengan pancaran sinarnya. Pemimpin masa depan hendaknya mampu hadir untuk mengubah gelap gulita negara ini dengan secercah cahaya perubahan. Mampu benar-benar memberikan harapan bagi rakyatnya dengan kebijakan-kebijakan yang benar-benar nyata (bukan sekedar janji) mengutamakan kepentingan kesejahteraan, kemakmuran, keamanan, perlindungan hak, pada segenap rakyatnya.

Lilin hadir sesuai dengan kehendak pembuatnya, tidak penah berkeinginan lain di luar tugasnya sebagai lilin. Ini yang tidak dimiliki para pemimpin kita. Saat kampanye, entah berapa janji palsu yang meluncur dari mulutnya demi mendapatkan simpati masyarakat untuk kemudian sudi memilihnya sebagai pemimpin. Namun setelah rakyat menjadikkannya seorang pemimpin, janji-janji itu pun pudar entah kemana? Kepemimpinannya jauh melenceng dari kemauan rakyat sebagai pembuatnya menjadi pemimpin. Baru saja ditahun-tahun pertama, yang menjadi agenda kepemimpinannya adalah memperkuat kualisi dengan partai lain dan merumuskan bagiaman caranya agar tidak dijatuhkan oleh lawan politiknya, di tengah perjalanan, kemudian merencanakan semaksimal mungkin kembali terpilih saat pemilu berikutnya. Sementara kepentingan rakyat hanya sekedar menjadi angenda saja.

Setelah menyelesaikan tugasnya, ia rela digantikan oleh lilin lain. Tidak pernah sedikitpun berkeinginan kembali bangkit berdiri dan berebut posisi dengan lilin yang menggantikkannya. Sifat ini adalah sifat yang sangat berbeda jauh dengan pemimpinan kita. Siapa pun pemimpinnya, kalau perlu seumur hidupnya ia ingin mempertahankan posisi kepemimpinannya. Hanya kematian saja yang ia harap dapat mengakhiri masa jabatannya. Atau minimal tetap mempertahankan posisi teratas partainya. Sehingga dengan segala cara para ponggawa partainya akan menebar pencitraan kepada rakyat, walaupun untuk hal tersebut terkadang justru melukai hati rakyat.Karena yang diperjuangkannya bukan rakyat secara umum, tapi hanya rakyat yang mendukung partainya dan kantong-kantong suara yang telah memilihnya menjadi pemimpin.

Dalam melakasanakan tugasnya menerangi kegelapan, lilin sungguh sangat konsisten dan memiliki dedikasi tinggi. Konsisten artinya dapat melaksanakan tugas sesuai dengan fungsi dan tugasnya sendiri. Berdedikasi artinya, ia melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh sesuai dengan fungsinya sebagai lilin. Meskipun sekitar nyala lilin itu, orang-orang sudah tertidur lelap, lilin tetap saja melaksanakan tugasnya dengan jujur sampai pada batas akhir tugasnya. Diawasi atau tidak oleh orang yang menyalakannya, lilin tetap mampu melaksanakan tugas sampai akhir tanpa pengingkaran terhadap tugas pokoknya menerangi lingkungan. Tanpa penyelewengan-penyelewengan kinerjanya saat melaksanakan tugas. Tanpa pengaruh-pengaruh lain yang dapat mengotori tugasnya.

Lilin tidak mengotori lingkungannya, bakhan bekas lelehannya pun akan sangat mudah dibersihkan dan tidak meluas ke segala arah. Lilin tidak menimbulkan polusi udara yang berlebih yang bisa membahayakan lingkungannya. Kita butuh seorang pemimpin yang memiliki karakter seperti ini. Ia tidak mengotori jabatatannya dengan hal-hal buruk. Tidak mencemari dengan polusi janji-janji, atau ketegasan semu yang lain di mulut lain kenyataanya.Rakyat jenuh dengan dramatisai kepemimpinan yang hanyalah seperti persaingan berebut kursi bagi para pemimpin partai dengan memanfaatkan propaganda pro rakyat. Atau sebuah perjanjian besar antar partai untuk mempertahankan hajat hidup partai masing-masing, dengan berbagi jabatan, poisi dan kedudukan. Sementara bagai api di dalam sekam, baranya sesekali dapat berkobar menghanguskan lawan politiknya. Terus bagaimana nasib rakyatnya kalau pemimpin masa depan masih juga sama seperti itu…?


Wednesday 14 March 2012

Trik - Trik Sekitar Listrik..”Klik..!!!”

Listrik adalah kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron dan proton yang sangat berbeda dengan sinetron dan merecon. Partikel listrik dapat menyebabkan penarikan dan penolakan gaya, seperti gaya bebas, gaya dada, gaya punggung dan gaya katak. Listrik juga dapat diartikan sebagai sumber energi yang disalurkan melalui kabel, bukan melalui sms ataupun email. Arus listrik timbul karena muatan listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif. Sehingga positif kali positif sama dengan positif, positif dikali negative sama dengan negative dan negative dikali negative sama dengan positif. Begitu menurut rumus operasi hitung bilangan bulat.

Listrik merupakan saudara kembar tapi beda bapak dan ibu dengan magnetisme atau energi magnet. Listrik membentuk interaksi fundamental yang dikenal sebagai elektromagnetisme. Listrik memungkinkan terjadinya banyak fenomena fisika yang dikenal luas, seperti petir, arus listrik, medan listrik, medan merdeka barat, medan tempur dan durian medan. Listrik digunakan dengan luas di dalam aplikasi-aplikasi industri seperti elektronik dan tenaga listrik, tenaga dalam, dan tenaga kerja luar negeri yang sering dianiaya majikannya pakai gosokan listrik.

Seperti juga teman sebayanya si BBM, si Gas, dan  si Batu Bara yang mempunyai nama kembar berjenis energi, listrik mempunyai keterbatasan kapasitas yang dalam pemakaiannya harus dihemat, yaitu disarankan sehari satu malam cukup satu sendok makan.

Arus listrik secara ilmiah dibedakan dalam dua jenis, yaitu arus listrik statis dan arus listrik dinamis. Kalau menurut Mak Inah ada dua juga yaitu arus listrik gratis dan arus listrik tidak gratis. Arus listrik gratis yang sumbernya diambil secara illegal di tiang listrik, tanpa KWH. kalau arus yang tidak geratis tentunya yang memasang resmi dari PLN.

Banyak potensi negative yang bisa mengancam keselamatan manusia, akibat dari arus listrik. Yang konon lebih membahayakan ketimbang ancaman penomena blog-blog jasa pembunuh bayaran yang sangat meresahkan masyarakat itu. Secara umum ada dua hal yang dapat mengancam keselamatan dan sangat merugikan manusia akibat dari arus listrik diantaranya ;
1.      Kebocoran arus.
Yaitu kabel-kabel litrik yang terlanjang (maaf bukan photo yah) alias bagian dalam kabelnya terbuka akibat dari unsur kelalaian saat menyambung, isolasi sambungannya lepas, digigit tikus, atau mungkin dibuka sendiri oleh kabel itu karena gerah akibat ruangannya tidak ber-AC.

Ancaman buruk karena kebocoran arus listrik ini adalah jika bagian arus positifnya tersentuh oleh kita, maka akibatnya akan patal, bahkan bisa mengakibatkan kematian mendadak dan mengenaskan. Selain itu, kebocoran arus dapat membengkakan biaya pembayaran rekening bulanan. Karena kabel yang telanjang akan selalu aktip mengalirkan listrik walaupun bolam dalam keadaan mati dan sudah disemayamkan di rumah duka.

Kebocoran arus sunggu sangat membahayakan, banyak kejadian orang sedang mandi di kamar mandi dalam rumah tiba-tiba meninggal gara-gara terdapat kabel telanjang dan arusnya masuk ke dalam air dalam bak, sehingga saat orang itu menyendok air dari bak mandi ia tersengat arus listrik dan meninggal.

Atau mungkin juga adanya penyebab lain, misalnya ketika masuk ke kamar mandi lalu membuka pakaiannya, ia terkejut melihat badannya sendiri yang sudah berubah begkak segede gajah.

2.      Konsleting arus pendek
Ini disebabkan oleh adanya pertemuan arus secara tidak nomal akibat sambungan yang longgar atau karat. Kondisi ini dapat menimbulkan percikan api, sehingga bisa mengakibatkan kebakaran. Mengapa kebakaran sangat merugikan ? Karena kebakaran ongkosnya lebih mahal  dibanding ke Bogor atau Ke Bandung.

Ada beberapa Trik-trik bagiaman menolong orang yang terlanjur dengan sengaja  atau pun tidak sengaja tersetrum arus listrik, yaitu,”Klik !!!” :
1.      Jangan sekali-kali korban disentuh oleh anggota badan kita. Apalagi disentuh oleh anggota gerakan pramuka dan anggota-anggota lainnya. Lebih baik ambil lah sebilah bambu atau kayu kemudian pukul kabelnya (maaf jangan orangnya) hingga terlepas dari badan korban. Setelah terlepas segara berikan pertolongan medis sebagai upaya P3K, jika sakit berlanjut hubungi dokter.
2.      Apabila TKP dekat dengan KWH atau sikring, klik !! matikan arus listrik di bok KWH setelah yakin mati, bawa ke rumah duka dan siap dimakamkan di pemakaman umum.
3.      Apabila tidak ada kayu atau jauh dari bok KWH atau sikring, ambil lah kain, bantal asal jangan kasur terlalu berat mengangkatnya, pukul kabelnya hingga lepas.

Karena arus listrik sangat membahayakan manusia, maka ada beberapa Trik-trik agar kita tidak mendapatkan musibah dari arus listri, yaitu “klik…!!” :
  1. Jangan menggunakan listrik di rumah, cukup pakai lilin, obor atau api unggun dari kayu bakar.
  2. Kalau terlanjur memasang listrik, jauhkan stop kontak dan colokan listrik dari jangkauan anak kecil, khawatir anak kesayangan kita iseng-iseng mencolokkan jari telunjuknya yang mungil ke colokkan listrik. Karena dikira lubang hidungnya sendiri yang suka dikorek-korek membersihkan upil.
  3. Yakinkan saat menyambung  kabel terbungkus dengan rapat, tinggal dicari siapa yang mimpin rapat-nya nanti. Terus undangan rapat-nya juga harus segera disebar. Dan sisakan konsumsinya buat saya.

Friday 9 March 2012

Kegagalan Garuda, Bukan Titik Akhir Persepakbolaan Indonesia

Lama sudah segenap rakyat Indonesia berharap-harap cemas akan keperkasaan Garuda Indoensia. Setiap ajang pertandingan dinanti dan minati para pecandu jenis olah raga mendunia ini. Garuda senior, U23, U21, tidak dibeda-bedakan oleh para penggemarnya. Asalkan Garuda pasti mendapat dukungan penuh dari rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Keberhasilan dan kegagalan pada setiap pertandingan, tetap timbulkan motivasi dan rasa optimis yang berkadar sama, seraya menitipkan harap semoga dapat memperbaiki kualitas sang Garuda. Meskipun akhirnya semua rakyat pecinta sang Garuda tetap harus menutupi kekecewaan akan segala pengharapan terjadinya perolehan prestasi maksimal dari perjuangan gigih sang Garuda dengan kalimat “yah…apapun hasilnya, kita tetap harus bangga dengan Garuda.”

Bangga saja rasanya tidak cukup, serentetan kegagalan yang dialami Garuda kebanggaan kita itu semestinya menjadi bahan evaluasi bersama antara pemerintah, PSSI, dan segenap rakyat Indonesia. Potensi pemain baik senior, U23, maupun U21, sudah cukup membanggakan dan berpotensi untuk ditingkatkan semaksimal mungkin, tinggal sitem dan keberanian menentukan tata cara, anggaran, dan kejujuran arah kebijakan yang harus ditetapkan secara konsisten dan konsekuan.

Langkah-langkah tersebut dapat dimulai dengan pembenahan dibeberapa lini kelemahan yang sebenarnya sudah sejak lama disadari oleh semua pihak, baik pemerintah, Organisasi PSSI, maupun segenap masyarakat. Namun secara sederhana, pembenahan tahap awal, saya piker harus dimulai dari titik-titik kebocoran sitem yang saat ini menganggu arah kebijakan persepakbolaan Indonesia, yaitu :
  1. Pembenahan Oraganisasi PSSI. Ini sangat penting dan mendesak sekali. Bagaimana sebuah bidang olahraga dapat berhasil jika induk organisasinya saja carut marut, dan berkutat sekitar memperebutkan legalitas kepemimpinan, perebutan tahta kekuasaan dan merasa paling memiliki suara untuk menentukan arah organisasi.
  2. Terselenggaranya Liga yang bersih dari tujuan-tujuan lain selain demi meningkatkan kualitas persepakbolaan nasional. Belakangan ini insdikasi mulai masuknya politik dalam dunia sepak bola, persaingan bisnis dalam liga, justru mengotori persepakbolaan. Intrik-intrik kepentingan pribadi, golongan, partai dan kekuasaan dibalik liga dan penyelenggaraan kompetisi, menodai harapan masyarakat untuk menyaksikan para pemain terbaik bangsa merajai kompetisi yang mampu mengangkat nama baik Bangsa Indonesia.
  3. Keberanian pemerintah untuk menjadi medioator yang netral, objektif, professional sekaligus mendukung penuh melalui kebijakan-kebijakan sentral ke arah terang benderang kemajuan persepakbolaan. Kelemahan selama ini pemerintah hanya menjadi pendengar setia teriakan masyarakat mengenai idea-idea cemerlang tentang rumusan upaya meningkatkan kualitas persepakbolaan kita. Tapi tidak pernah memdiasi keinginan-keinginan itu menjadi sebuah rembuk nasional demi menemukan formula solusi terbaik demi meningkatkan prestasi persepakbolaan Indonesia.
  4. Menyadari akan kelemahan sekaligus mau memperbaikannya. Selama ini pemerintah, PSSI dan kita semua semua menyadari akan banyaknya kelemahan mengenai persepakbolaan kita, namun hal itu hanya menjadi ajang diskusi terbuka yang menguap tertiup angin kemudian hialang ditelan waktu. Sementara kelemahan tetap saja belum terselesaikan. Ibaran rumah yang atapnya bocor. Kita tahu betul atap rumah kita bocor, tapi setiap hari hanya dikritik dan perbincangkan penyebab dan solusi mengatasi bocor itu tanpa tindakan nyata memperbaiki kebocorannya, maka hasilnya,lama kelamaan justru rumah itu akan semakin rusak, bahkan bisa ambruk rata dengan tanah.
Renungan singkat ini mungkin juga akan sekedar menjadi renungan, namun setidaknya, sebagai
anak bangsa yang mendambakan melihat dunia persepakbolaan Indonesia menjadi lebih baik, tulisan ini dapat mewakili hati nurani saya salaku pecinta Garuda.

Majulah terus Garuda, kepakkan sayapmu dengan gagah perkasa, meski awan dan badai kerap halangi persada. Cinta kami atas keperkasaanmu adalah kesucian harap akan keberhasilanmu mengukir nama dan prestasi. Kasih kami adalah rangkuman do’a semoga kau mampu terbang semakin tinggi dan tinggi lagi, hingga dapat mengejar ketertinggalmu selama ini. Rindu kami kau dapat membawa merah putih seharum bulang melati di setiap tempat hinggapmu, seraya dikumandangkannya lagu kebangsaan Indonesia Raya, sebagai bukti keberhasilanmu. Dan kegagalanmu selama ini duhai Garudaku bukanlah titik akhir persebakbolaan Indonesia.

Thursday 8 March 2012

Sstttt…!! Ini Jangan Dicontoh yah…!!

KKG adalah sebuah acara pertemuan Guru-Guru di Gusus, yang merupakan kependekan dari Kelompok Kerja Guru. Biasanya dilaksanakan paling sedikit dua kali dalam satu Minggu, (bukan dua kali sehari satu sendok makan), dan dilaksanaknya pada hari Sabtu pagi sekitar pukul sepuluh sampai merasa capek. Seperti juga dalam acara-acara pertemuan lain, para guru pun ada saja yang suka membuat diskusi sendiri saat KKG berlangsung. Yang akhinya KKG, berubah menjadi Kongko Kongko Guru . Seperti dilakukan oleh tiga orang guru yang tidak pantas untuk dicontoh, (karena mencontoh itu dilarang saat ujian).

Tiga orang guru yang gagal saat audisi jadi pelawak API TPI itu asik ngobrol di pojokkan ruang pertemuan KKG hari Sabtu ini, mereka sedang asik berbincang-bincang, padahal di depan ketua Gugus sedang membahas hal-hal penting tentang kemajuan professional guru, sampai mulutnya berbusa-busa saking seriusnya.
Pak Dading : “Anak pertamaku sekarang kuliah di UIN” Katanya bangga.
Pak Jay : “Anak pertamaku juga sekarang kuliah di UNJ” Tak kalah bangganya.
Pak Nanu : “Anak pertamaku juga sekarang kuli di rumah UDIN tetangga saya.”
Tiga orang guru yang ngobrol dipojokkan itu pun cecikikkan menahan tawanya sambil menutupi mulut mereka masing-masing dengan telapak tangannya, bukan dengan telapak kakinya. Apalagi dengan telapak kaki temannya.

Obrolan pun berlanujut semakin seru. Tidak perduli nara sumber atau para pemateri KKG sedang membahas berbagai masalah penting mengenai kedisiplinan dan dedikasi kinerja guru dalam melaksan tugas profesinya. Tapi ketiga orang guru itu menggapnya hanya seperti tukang obat kaki lima yang sedang mempromosikan dagangannya.
  1. Pak Jay           : “Aneh yah, harga BBM itu seringnya naik, gak pernah turun.”
  2. Pak Dadang    : “Tapi ada kok yang selalu turun dulu, baru naik..”
  3. Pak Nanu       : “Ahk…masak…! Apaan tuh…?”
  4. Pak Dadang    : “tukang gali sumur.”
Lagi-lagi tiga orang guru yang mulai terlena dengan obrolannya itu cekikikkan menahan tawa, bahkan ada yang kelepasan sampai batuk segala. Malah ada yang tidak kuasa menahan tawa, menimbulkan hujan lokal menyiram muka temannya.

“Ssstttt…!! Jangan Berisik.” Kata salah seorang yang duduk dekat mereka merasa terganggu sambil meletakkan telinjuknya di bibirnya yang hitam karena pecandu rokok keretek. Tapi bukan karena terganggu konsentrasinya dalam menyimak penjelasan pembawa materi, melainkan terganggu karena tidak bisa tidur dengan tenang.

“Eh tahu, tidak.” Bisik Pak Nanu pada dua teman ngobrolnya. “Menurut orang-orang guru itu sama seperti hewan kurban.” Lanjutnya.
  1. Pak Jay          : “Ah masak sih…!!”
  2. Pak Dadang   : “Sama apanya…?”
  3. Pak Nanu      : “Sama-sama dipotong. Kalu hewan kurban dipotong lehernya, Guru dipotong         gajihnya.”
Tiga orang guru itu pun kembali menahan tawanya. Mereka tidak perduli nara sumber KKG yang di depan sudah dongkol melihat tingkah ketiga orang guru itu. Kalau saja murid, mungkin sudah dilempar pakai penghapus atau sepatunya.

Sebentar tiga orang itu pun diam, bukan karena ingin memperhatikan nara sumber menjelaskan materi, tapi menuggu kesempatan nara sumber lengah. Buktinya baru saja suasana sepi berjalan kurang lebih 5 menit, tiga orang guru itu pun melanjutkan candaannya.
  1. Pak Nanu       :”Pilih mana, dapat istri cantik..? Atau gajih besar…?
  2. Pak Dadang   :”Istri cantik, dong.” Jawabnya pasti, maklum guru mata keranjang.
  3. Pak Jay          : “kalau aku gajih yang besar…?” Begitu jawaban guru mata duitan.
  4. Pak Nanu       : “Kalau aku memilih istri cantik yang gajihnya besar…”
Kali ini Pak Jay kelepasan tertawa ngakak, bersamaan dengan itu pas kaca mata nara sumber yang tebalnya hampir lima senti itu jatuh ke lantai. Kontan guru-guru yang lain memalingkan wajahnya ke arah Pak Jay, sambil berusaha menahan tawanya juga.

Ini gambaran situasi yang akrab kita temuakan dalam acara-acara rapat, majis ta’lim, kuliah, seminar atau acara-acara lain yang dihadiri banyak orang. Yang penting datang setor muka, menikmati konsumsi, terus ngobrol sana-sini. Makanya jangan disalahkan jika saat guru mengajar di kelas, siswanya malah asik bercanda dengan temannya. Siapa tahu ini merupakan hukum karma, bagi para guru yang suka ngobrol saat-saat pertemuan berlangsung.

Wednesday 7 March 2012

Balada Guru PNS dan SK Pertamanya

Alkisah di daerah-daerah sekitar Bogor. Mungkin juga di daerah-daerah lain di wilayah NKRI yang konon ceritanya terkenal sebagai sebuah negeri yang subur makmur, toto tentrem, gemah ripah loh jinawi ini, ternyata masih banyak terdapat cerita balada memilukan yang cenderung malah mendekati kisah memalukan.

Kisah Balada memilukan tersebut bisa dialami oleh siapa saja, tidak terkecuali dialami juga oleh para Guru PNS di daerah-daerah yang jika menilik janji-janji pemerintah akan ditingkatkan kesejahteraannya.

Mungkin juga benar pemerintah sudah mengupakayan kesejahteraan itu melalui kenaikan gajih setiap tahun, atau dengan pemberian tunjungan profesi guru melalui sertifikasi yang juga penuh lika-liku penuh luka di kalbu para guru. Tapi kesejahteraan itu tidak juga kunjung menghentikan balada para guru di daerah ini.

Saya pernah iseng mengadakan survey kecil-kecilan terhadap 100 orang guru PNS di sekitar wilayah tempat saya bertugas, dan 100% dari 100 orang guru itu, SK CPN dan SK pengangkatan PNS-nya sudah pergi mondok di pesantren Al-BRI, Al-BPD, dan pesantren-pesatren lainnya. Saya sempat pula bertanya alasannya SK-SK itu sampai dibiarkan pergi dari rumah, jawabannya berpariasi, ada yang sekedar berseronok, ada juga yang serius menjawabnya.

“Di sana kan lebih aman, tidak akan dimakan rayap dan terhindar dari musih banjir, kebakaran atau musibah lain yang bisa mengancam keselamatannya.” Itu salah satu jawaban seronoknya.

“Kalau tidak seperti itu, mana mungkin kita bisa punya rumah, kendaraan bermotor, atau barang-barang lain yang kita butuhkan di rumah tangga.” Dan ini jawaban serius dari sebagian mereka.

“Kita kan juga harus meningkatkan profesionalitas kita, pak. Melanjutkan kuliah pasti butuh baiaya, tanah tidak punya yah SK kita itulah sumber penghasilan yang paling menjajikan. Belum lagi untuk anak sekolah dan kuliah. Iya kan..?” Ini jawaban lebih serius lagi sampai mereka melempar kembali pertanyaannya pada saya, karena mereka juga yakin SK Pertama saya sudah tidak ada di rumah.

Kisah balada memilukan ini memang sangat ironis dan kontradiksi dengan gembar-gembor bahwa guru PNS sekarang sudah sejahtera. Namun kenyataannya, kesejahteraan itu hanya gembar dan gembor saja. Masih banyak guru PNS di daerah yang gajihnya, karena harus membayar ke pesantren Al-BRI, Al-BPD dan lainnya itu tidak dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari selama satu bulan. Kemudian solusi termudah ada mencari pinjaman lain di Koperasi Guru demi menutupi lubang-lubang yang menganga yang sering muncul tiba-tiba dan insidentil. Padahal jalan yang sepintas dapat menolong itu kenyataanya malah menambah permasalahan bagi keluarganya. Karena gajih pas-pasan yang sudah dipangkas untuk pesantren malah dicukur habis lagi oleh potongan lain.

Bagi tempat-tempat yang dijadikan lahan mondoknya para SK-SK Pertama para PNS itu tentunya sangat menguntungkan. Setoran perbulan yang dipotong langsung tanpa kompromi itu membuat para pemilik pesantrennya semakin gemuk dan sejahtera. Tentunya akan sangat jauh kesejahteraanya disbanding para Guru PNS yang katanya sudah sejahtera itu. Perjanjian kontraknya pun sangat panjang, kisaran 3 sampai 10 tahun, dengan jumlah setoran bisa mencapai lebih dari 50% dari gajih yang tertera di slip gajih bulanannya.

Dalam kondisi yang memilukan seperti itu, para guru dituntut memiliki kinerja yang maksimal. Rasanya mimpi besar, bagiaman bisa konsentrasi pada kerjaannya, jika sejumlah masalah pemenuhan kebutuhan hidup di keluarganya masih belum tercukupi. Bagiaman mungkin dapat mendidikan anak orang lain dengan maksimal, jika untuk pendidikan anaknya sendiri masih menyisakan persoalan.

Balada memilukan ini terus berjalnjut seperti sebuah jebakan yang menahan para Guru PNS di daerah tidak bisa menemukan jalan ke luar. Kungkungan permasalahan tidak dapat terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan hidup itu kemudian membuatnya selalu berfikir untuk membiarkan berlama-lama SK Pertamanya itu tidak kembali ke rumah. Yang ada di rumah hanyalah duplikat hasil kecanggihan mesin poto copy, dan itupun warnanya sudah tidak jelas karena hasil copy yang berulang-ulang.

Kemudian siapa yang bisa mengakhiri balada ini…? Jawabnya pasti diserahkan pada diri sendiri. Atau tunggu jawaan dari rumput yang bergoyang. Dan kita hanya dapat berdo’a, semoga SK-SK pertama para Guru PNS yang pergi ke pesantren itu cepat pulang ke rumahnya masing-masing. Sebab kalau SK-SK itu sudah pulang, tandanya kesejahteraan mulai datang.

Sunday 4 March 2012

HUMOR TENTANG PENDIDIKAN EPISODE 4

Selamat bertemu lagi dengan tulisan konyol, sedikit nyentil tapi tidak centil hasil goresan saya. Tema humor tentang pendidikan kali ini akan membicarakan tentang sertifikasi guru. Apa itu sertifikasi guru…? Berikut akan saya bahas satu perdua sama dengan setengah.

Yang menjadi dasar dari pelaksanaan sertifkasi guru diantaranya; Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan bukan Undangan palsu dari Mansyur S. Itu mah lagu dangdut yah.

Dasar lain dalam pelaksaan sertifikasi guru adalah juga Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang menyatakan guru adalah pendidik profesional. Untuk itu, guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana atau Diploma IV (S1/D-IV) yang relevan dan menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran. Bukan agen minyak jelantah, apalagi agen judi togel.

Pemenuhan persyaratan kualifikasi akademik minimal S1/D-IV dibuktikan dengan ijazah dan pemenuhan persyaratan relevansi mengacu pada jejang pendidikan yang dimiliki dan mata pelajaran yang dibina. Misalnya, guru SD dipersyaratkan lulusan S1/D-IV Jurusan/Program Studi PGSD/Psikologi/Pendidikan lainnya, sedangkan guru Matematika di SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dipersyaratkan lulusan S1/D-IV Jurusan/Program Pendidikan Matematika atau Program Studi Matematika yang memiliki Akta IV. Sedangkan untuk jurusan lain, misalkan jurusan Blok M – Ciputat, Blok M – Kebayoran Lama, silahkan tanyakan langsung ke petugas terminal Blok M.

Pemenuhan persyaratan penguasaan kompetensi sebagai agen pembelajaran yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang diperoleh melalui sertifikasi. Bukan sertifikat yang diperoleh dari panitia lomba tujubelasagustusan, bukan dari sertifikat tanah, dan bukan sertifikat seminar pendidikan.

Menurut Undang-Undang, Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Sertifikasi guru bertujuan untuk (1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik profesional, (2) meningkatkan proses dan hasil pembelajaran, (3) meningkatkan kesejahteraan guru, (4) meningkatkan martabat guru; dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.

Menurut istri saya, Sertifikasi adalah sertifikiat yang bukan boleh pengasi ibu Kurnaesi yang tidak punya kekasi karena ditinggal pergi

Menurut tetangga saya, Sertifikasi adalah. Suatu peluang baginya untuk bisa meminjam uang pada saya. Walaupun pencairan uangnya sering telat dan gonta-ganti nomor rekening serta podah-pindah Bank penyalurnya.

Menurut pacar saya, kamu ganteng deh, sayang sudah punya istri.

Menurut teman saya, do’akan saya yah mudah-mudahan masuk kuota tahun depan.

Menurut saya, kok malah jadi ajang curhat pendapat sih…!!

Kita kembali lagi kemasalah Sertifikasi guru. Bahwa serifikasi Guru diikuti dengan peningkatan kesejahteraan guru. Bentuk peningkatan kesejahteraan tersebut berupa pemberian tunjangan profesi bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik. Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus bukan pegawai negeri sipil (swasta). Bagi yang belum mempunyai status, silahkan baca saja di status facebook saya.

Selain di Indonesia sertifikasi guru juga dilakukan di Negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Australia, Inggris, Indramayu. Ciputat, bojong gede, Depok dan sekitarnya Di Denmark kegiatan sertifikasi guru baru dirintis dengan sungguh-sungguh sejak tahun 2003., maklum pada tahun-tahun sebelumnya Denmark belum bisa mencetak bentuk sertifikatnya. Mesin Cetaknya sedang diservice di Glodok.

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan sertifikasi guru tahun 2007 dan 2008, khususnya untuk penyelenggaraan sertifikasi guru melalui penilaian portofolio masih ditemukan sejumlah kendala yang dapat menghambat proses pelaksanaan sertifikasi. Kendala ini umumnya terkait dengan sistem kelembagaan Rayon LPTK terkait, misalnya hubungan kemitraan antara PT induk dengan mitra yang kurang harmonis, kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki PT untuk penyelenggaraan sertifikasi, dan keragaman pemahaman atau interpretasi asesor terhadap rubrik penilaian portofolio serta pola pelaksanaan sertifikasi. Untuk itu, dipandang perlu adanya bantuan dari departemen yang menauinginya. Bantuan ini dapat gulirkan dalam bentuk hibah nonkompetitif yang berbasis pada kebutuhan LPTK”. Jelas Bukan LP Cipinang, atau LP Salemba, ya pak…?

Berdasarkan hasil evalusi pelaksanaan sertifikasi guru dari tahun ke tahun, ada empat hal yang merupakan perbaikan pada pelaksanaan sertifikasi guru tahun 2012, yaitu (1) penetapan peserta melalui sistem daring (online system), (2) uji kompetensi, (3) perankingan dimulai dari usia, masa kerja, dan golongan,(5) penjadwalan. Saya menyebutnya dengan istilah 4 sehat, lima 5 memusingkan.

Salah satu bagian penting dalam pelaksanaan sertifikasi guru adalah proses rekrutmen dan penetapan calon peserta yang tidak melaui audisi bakat dan minat, atau poling SMS. Kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemdikbud, Syawal Gultom di Gedung D Kemdikbud Senayan Jakarta “Pada tahun ini, proses penetapan peserta berbeda dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu dipublikasikannya daftar nama calon peserta sertifikasi guru sebelum ditetapkan sebagai peserta dengan tujuan untuk menjamin objektivitas dan keadilan,”

Dalam Pikiran Rakyat On Line yang saya kutif, Syawal menjelaskan bahwa, “sistem dan mekanisme rekrutmen peserta sertifikasi guru harus memenuhi prinsip keadilan dan akuntabel. Oleh karena itu, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemdikbud membangun Aplikasi Penetapan Peserta Sertifikasi Guru (AP2SG) yang hasilnya dapat diakses oleh guru calon peserta sertifikasi melalui internet”, bukan melalui kantor RW, kantor desa atau toko bangunan di kota anda. Sayangnya masih banyak para guru calon peserta sertifikasi yang gagap teknologi, tidak mengenal internet dan dunia Maya Romantir, atau dunia Lunamaya yang penuh sensasi.

Thursday 1 March 2012

Berakhirlah Sebuah Sinetron Komedi, di Meja Pengadilan Kasus Korupsi Gayus Halomoan Partahanan Tambunan

Alkisah sebuah cerita Sinetron Komedi kelas tinggi yang diperankan oleh Gayus Halomoan Partahanan Tambunan atau yang dikenal dengan nama populer Gayus Tambunan. Ia lahir dengan selamat sentosa di pintu gerbang kemerdekaan kehidupan yang bebas di Jakarta, 9 Mei 1979 merupakan mantan pegawai negeri sipil di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Indonesia. Namanya menjadi meroket ketika Komjen Susno Duadji menyebutkan bahwa Gayus mempunyai uang Rp 25 miliar di rekeningnya plus uang asing senilai 60 miliar dan perhiasan senilai 14 miliar di brankas bank atas nama istrinya yang dicurigai sebagai harta haram. (Dan itu ternyata uang semua, tidak dicampur sobekan koran atau daun kering.)

Selain sebagai PNS ternyata Gayus juga sempat menjadi atlit lari jauh karena dengan sangat meyakinkan ia telah berlari bebas sampai ke Singapura beserta anak istrinya. Bahkan sampai-sampai dia tidak tahu jalan pulang sehingga terpaksa dijemput oleh Satgas Mafia Hukum di Singapura. (Keder kali yah…?) Datang tidak dijemput, pulang malah dijemput.

Peran Gayus dalam Sinetron Komedi ini jelas-jelas telah mencoreng-moreng-merong-cemong-gosong reformasi Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang sudah digulirkan Sri Mulyani dan menghancurkan citra aparat perpajakan Indonesia.Dan pastinya menyakiti hati seluruh rakyat Indonesia (maaf kecuali hati keluarga dan kerabatnnya tentu. Apalagi yang ikut menikmati uang hasil Korupsinya).

Gayus besar dan lahir secara sengaja terrencana dan sukses oleh ibunya (maaf bukan bapaknya) di Warakas, Jakarta Utara. Dia anak kedua dari 5 bersaudara , putra dari Amir Syarifuddin Tambunan. Setelah dewasa Gayus menikah dengan Milana (maaf tidak pake AC) Anggraeni dan mempunyai lima orang anak. Milana sendiri diduga ikut menerima aliran sungai eh maaf aliran dana dari rekening Gayus Tambunan sebesar Rp 3,6 miliar berbentuk uang semua. Aliran dana tersebut diketahui karena adanya bukti transfer dana ke rekening Milana dalam lima kali transfer, antara 4 Desember 2009 hingga 11 Januari 2010. Maaf Waktu itu saya sedang sakit habis ikut acara tahun baruan di pantai.

Setelah lulus dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) pada tahun 2000, Gayus ditempatkan di Balikpapan, bukan dibalik jeruji,dan bukan di balik batu seperti udang dalam pribahasa. Beberapa tahun kemudian Gayus yang diangkat menjadi PNS golongan IIIA di Bagian Penelaah Keberatan pada Seksi Banding dan Gugatan Wilayah Jakarta II Ditjen Pajak. terus berkarier di Direktorat Jenderal Pajak sampai akhirnya diberhentikan karena tersandung (gedubrak…gabruk ..mblebbb sampai jatuh celentang) dalam kasus mafia Pajak pada tahun 2010.

Dalam masa tahanan selama proses persidangan Gayus Tambunan diketahui berada di Bali dan menonton pertandingan tenis Commonwealth World Championship pada tanggal 5 November 2010, dan dia tidak mengajak saya. Gayus pun mengaku berada di Bali pada tanggal tersebut di persidangan pada tanggal 15 November 2010. (Kejujuran yang menyakitkan tentunya, dan kejujuran yang mempermalukan aparat hukum di Indonesia…ter..la..lu)


Kisah pun terus berlanjut, tapi saya tidak mungkin menceritakannya semua secara panjang lebar, karena kalau terlalu panjang kasihan pada wanita, dan kalau terlalu lebar kasihan pada pria. Dan akhirnya cerita perjalanan kisah Gayus pun berakhir happy anding. Karena pada hari ini tanggal 01 Maret 2012, Gayus Tambunan telah dinyatakan bersalah atas kasus korupsi dan suap mafia pajak oleh Majelis Hakim Pengadilan Jakarta Selatan dengan hukuman hanya 6 tahun penjara dan denda hanya Rp. 1 miliar Rupiah. (Wow…sangat pantastis)

Kalau dibandingkan dengan sepak-tendang-nya Gayus yang begitu dahsyat itu, rasa-rasanya hukuman Gayus hanya dianggap sebagai penghibur saja. Menghibur rakyat Indonesia dengan humoran konyol yang sangat menyakitkan.

Seharusnya, kalau benar-benar ingin menegakan hukum dengan benar, dan mau membersihkan negeri tercinta ini dari tindakan korupsi, berikan hukuman seberat-beratnya bagi para pelaku korupsi. Misalnya : hukum dia dengan dicubiti oleh seluruh rakyat se-Indonesia di lapangan Senayan seumur hidup. Atau dengan cara berenang menyebrangi Samudra Hindia tanpa pelampung dengan siaran langsung ditayangkan di semua TV di Indonesia dan Dunia. Yakin tidak aka nada lagi orang yang berani korupsi di negeri tercinta ini. Dan kita tunggu hiburan konyol apalagi yang akan kita lihat terhadap kasus Nazarudin..? Tunggu dibioskop-bioskop kesayangan tetangga anda…!!

Setuju,…! Yah… terima kasih.