NAVIGASI

Monday 6 February 2012

HARI MINGGU YANG MENYIBUKKAN

Minggu, 05 Februari 2012
Beberapa hari tidak menulis di blog membuat aku merasa ada yang hilang dalam perjalanan hari-hariku. Aku harus terus konsisten menghidupkan blog yang baru kubuat ini. Meluangkan waktu untuk menulis segala sesuatu yang ingin dan harus aku tulis. Karena untuk mengembangkan kemampuan menulis hanya dapat dilakukan dengan berlatih menulis. Begitu menurut beberapa orang penulis yang sudah sukses dengan karya-karyanya.

Hari ini aku harus kesekolah, meski libur. Ada pekerjaan yang masih tertunda dan perlu aku selesaikan. Kemarin (Sabtu 04, Februari 2012) aku juga ke sekolah lagi setelah pulang untuk mengantar istri ke pasar belanja bulanan. Kalau kemarin, aku menyelesaikan program semester pesanan SDN Kertajaya 06. Tapi sungguh mengecewakan, setelah berlelah-lelah mengerjakan, dan termpaksa menggunakan kertas milik sekolahku dulu, eh sampai sore bahkan malam, janjinya akan diambil, ternyata tidak diambil juga.

Tadi pagi Kepala Sekolah SDN Kertajaya 06 telepon aku, katanya hari Minggu sore ini akan diambil program semesternya. Semoga saja benar. Tapi aku memang agak ragu dengan janji bapak kepala sekolah ini. Janjinya sering diingkari, terutama kalau sudah menyangkut soal uang. Padahal untuk mengerjakan program semester aku butuh modal. Belum lagi waktu dan tenaga. Bayangkan, dari jam 11.00 sampai jam 17.00, pekerjaan baru selesai. Kalau akhirnya program ini tidak dibayar, sungguh sangat merugikan.

Pekerjaan hari ini adalah menyelesaikan Daftar Personal dan Murid yang tinggal sedikit lagi. Pukul delapan pagi aku ke sekolah. Rencananya sampai jam sebelas saja mengerjakannya. Batasnya kalau istriku jadi berobat, karena ia sudah tiga hari ini sakit flu, demam dan batuk-batuk, maka aku akan pulang lebih cepat.

Pukul 10.30. Aan dan Pak Rabani mampir ikut prins administrasi untuk pengajuan sertifikasi dan fungsional di MTs Nurul Huda. Pekerjaanku sudah hamper rampung saat mereka datang. Nge-prin gentian dengan Aan, ia pakai notebook pak Rabani dan aku pakai laptop sekolah yang siang malam menemani aku di rumah maupun di sekolah.

Pukul 11.30. Aan dan Pak Rabani berangkat ke MTs Nurul huda untuk tandatangan administrasi yang baru selesai di prins. Dan aku pun siap-siap pulang, karena pekerjaanku sudah selesai.

Karena rencananya Aan dan Pak Rabani akan kembali lagi ke sekolah, maka kunci pintu kantor sekolah aku titip di warung Ceu Een, adik iparnya Pak Adin. Sebelum ada penjaga sekolah, kunci memang selalu dititip di situ. Soalnya anaknya Novi, anak Pak Adin juga mengajar di sekolah Kertajaya 04, dan lokasi rumahnya paling dekat dengan sekolah.

Sampai rumah, anak-anakku sedang menyantap bakso. Fakih sudah sehatan hari ini. Dia memang suka sekali bakso. Untuk mengembalikan nafsu makannya, kemarin sudah aku belikan daging dan ati sapi. Fakih juga suka sekali rending. Kalau dia sudah kembali nafsu makan berarti kesehatannya akan pulih lagi.

Eh ya… bakso hari ini ternyata dibeilakan oleh memantuku (Wijaya), suami dari Aan. Tapi aku tidak selera untuk memakannya, entah kenapa segala urusan dengan menantuku itu hatiku kurang sreg. Aku tidak menyukai kepribadiannya. Termasuk soal bakso. Makanya lebih baik aku makan saja dengan rendang daging dan ati yang dimasak istriku. Nikmat sekali makanku, sayangnya aku harus segera shalat dhuhur dan siap berangkat ke pasar untuk photo copy berkas persiapan A1 sertifikasi guru. Eh… ternyata Ii dan Nuni yang sejak kemarin merencanakan merancang tropong bintang yang ada di sekolah, akan dikerjakan hari ini. Teropong bintang itu sudah hamper satu tahun tersia-siakan. Tidak ada satu orangpun guru guru termasuk aku, yang mampu merancangnya. Dan Ii akan mencobanya.

Pukul 13.30 aku membonceng Ii dan Nuni ke sekolah.Sampai di sekolah Aan masih ada, dia mau ke Parung katanya menandatangani berkas ke pengawas. Di sekolah aku Cuma menyimpan laptop, langsung berangkat lagi. Cuaca sudah mendung. Tapi berkas ini harus segera di photo copy sebab besok harus dilegalisir kepala sekolah.

Sampai pasar Parungpanjang, aku mampir dulu ke Alfa Mart, beli susu Dancow coklat bubuk, parfum dan obat batuk untuk istriku. Setelah selesai baru ke tempat photo copy. Usai photo copy, saat baru saja akan ke luar took, hujan deras turun. Coba mampir dulu di tukang kue. Rencananya mau beli kue untuk Ii dan Nuni, tapi ah… harganya mahal sekali. Harga yang jauh dari jangkauan saku.

Setelah reda aku berangat pulang, tapi sebenatar mampir ke tukang burung, aku harus beli kredong kandang burung Kenari yang kemarin sudah diincar tikus nakal. Kandang bagian atasnya dibobol hingga bolong besar. Pagi tadi kutambal dengan jeruji-jeruji bamboo dari kandang yang sengaja kurusak. Duh untung burungnya tidak lepas. Padahal lubang itu pasti sudah menganga dua atau bahkan tiga hari yang lalu. Aku tidak mengontrolnya, baru pagi tadi tampak kelihatan lubang-lubang itu. Mungkin kalau pakai kredong, tikus tidak bisa masuk lagi.

Di Adang kredong tidak ada, akhirnya aku dapatkan denga harga Rp 18.000. di tukang burung dekat tukang cukur di sekitar tugu, dekat tadi aku photo copy berkas. Padahal kalau tahu ada di situ, aku tidak perlu jauh-jauh ke Adang segala. Kan lumayan tiga sampai empat ratus meter bolak-balik menembus becek dan gerimis.

Di tengah perjalanan aku membeli goreng tahu dan molen. Kasihan Ii dan Nuni kalau sama sekali tidak diberi cemilan. Tapi Nuni masih batuk hari ini, moga saja gorengan yang aku beli tidak membuat batuknya semakin menjadi parah.

Sampai sekolah rancangan teropong sudah selesai, tinggal mengatur lensa dan kembali membaca manual yang berbahasa Inggris itu. Sambil menunggu pengeturan lensa aku kembali prins program semester untuk Aan. Kelas 6 kan ada 2 rombel A dan B. Aku kelas A dan anakku Aan kelas B. Sementara program semesternya baru punyaku saja yang selesai.

Kami pulang sekitar pukul empat sore. Jalanan becek karena hujan ternyata merata sampai ke kampung tempat tinggalku. Hujannya pun deras. Aku menyempatkan nonton ISL babak dua Mitra Kukar lawan Persema. Skor 2-2 sampai peluit panjang dibunyikan. Dan aku pun istirahat untuk mempersiapkan shalat magrib. Sungguh hari hari Minggu yang sangat menyibukkan.