NAVIGASI

Monday 2 April 2012

Humor Tentang Pendidikan (6)

Biarlah orang ramai-ramai membicarakan soal ditundanya kenaikan BBM, saya tetap konsiten melanjutkan Humor Tetang Pendidikan. Siapa tahu humor ini juga nanti bisa dibawa ke meja sidang paripurna DPR untuk dilakukan vooting apakah layak dinyatakan humor yang lucu atau ditunda kelucuannya. 

Humor tetang pendidikan (6) kali ini akan menghumorkan tentang Keluarga Sebagai Pusat Pendidikan. Secara alami, anak lahir dan dibesarkan dalam keluarga. Dan secara tidak alami, anak lahir dan dibesarkan dalam sumur, dalam toples maupun dalam botol salep, kecuali anak sejenis kuman atau amuba. 

Sejak lahir anak sudah dipengaruhi oleh lingkungan yang terdekat, yaitu keluarga. Sejak bayi sampai proses perkembangan dan pertumbuhan masa kana-kanak, akan dibentuk oleh lingkungan keluarganya. Setelah besar bisa dibentuk jadi kubus, balok, krucut atau limas segi empat. 

Betapa besar peran keluarga dalam pendidikan anak. Aggota keluarga mempunyai peran utama dalam membentuk kepribadian anak. Selain anggota keluarga hanya berperan sebagai piguran, atau sekedar numpang lewat saja. Itu pun kalau berhasil lolos dalam audisi pencarian bakat. Sayangnya, belum semua keluarga menyadari akan peran pentingnya dalam pendidikan anak di rumah. Sehingga banyak prilaku, ucapan, emosi dan kasih sayang yang salah dan tanpa dikontrol oleh anggota keluarga mempengaruhi perkebangan jiwa anak. 

Ketelitian dan kesabaran anggota keluarga untuk mengajarkan nama dan fungsi benda yang ada di rumah akan sangat membantu meningkatkan pengetahuan anak. Contohnya seperti misalnya api itu panas, api dapat membakar, makanya jangan bermain api nanti bisa terbakar. Bola itu bulat, bola dapat menggelinding, makanya jangan bermain bola nanti bisa menggelinding. 

Anak yang berasal dari keluarga kaya akan jauh lebih kaya pembendaharaan pengetahuannya daripada anak yang berasal dari keluarga miskin. Karena anak dari keluarga miskin lebih sibuk ,memenuhi kekurangan isi perut ketimbang memenuhi kekuarangan isi kepalanya. 

Keluarga juga berperan penting dalam penguasaan bentuk keterampilan pada anak. Keterampilan sebagai hasil proses pendidikan dapat dikelompokkan atas; keterampilan motorik, keterampilan intelektual dan keterampilan social. Keterampilan motorik pada saat ini diartikan sebagai keterampilan mengendarai motor. Makanya sekarang sangat marak anak-anak kecil sudah pada bisa mengendarai motor, walau pun motor hasil kreditan. Bahkan ada yang menterjemahkan sebagai keterampilan mencuri motor. Hasilnya banyak anak-anak yang ketangkap tangan sedang mencuri motor. 

Keluarga juga sangat berperan dalam pembentukan sikap, nilai dan kepribadian anak. Ini sesuai dengan pasal 10 Bab IV UUSPN yang menyebutkan bahwa “pendidikan keluarga merupakan jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggaran dalam keluarga dan yang membrikan keyakian agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan.” Sejak kecil anak dibiasakan berdo’a sebelum melakukan sesuatu, cuci kaki sebelum tidur, asal jangan dibiasakan cuci tangan setelah melakukan kesalahan. 

Pembentukan berbagai kemampuan dalam keluarga akan membawa pengaruh dalam pendidikan di sekolah. Perbedaan latar belakang keluarga akhirnya memberikan keragaman prilaku siswa di sekolah. Sekolah menjadi pusat adaptasi segala prilaku, nilai dan kepribadian bawaan siswa dari rumah, sehingga proses pendidikkan di sekolah menjadi lebih sulit lagi. Bahkan lebih sulit dari pada meminta pemerintah agar tidak menaikan BBM. Dan lebih sulit dari meminta tukang bensin eceran untuk menurunkan kembali harga bensin yang sudah terlanjur dinaikkan sebelum tanggal 1 April kemarin.